RM: Summary

2.9K 200 11
                                    


Daniel menatap pilu adik tersayangnya yang tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Seketika ingatan kejadian tadi memasuki kepalanya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya supaya ingatan itu tidak terngiang-ngiang di pikirannya.

Dia menatap Guanlin tengah di rawat oleh dokter dan beberapa suster dibalik kaca pintu.

"Gue sayang sama lo Lin.."

"Gue enggak benci sama lo.."

"Itu cuma kecelakaan kecil.."

"Lo harus kuat Lin.."

Tak lama kemudian air mata menetes dan mengalir di pipi putihnya. Dia menggigit bibir bawahnya untuk menahan kesedihannya. Dia tidak ingin di lihat orang kalau dia sedang menangis. Tapi, wajar saja kalau menangis karena melihat saudara tersayangnya terbaring karena perbuatannya sendiri. Namun, dia tetap menjaga imagenya.

Seseorang menepuk bahunya dari belakang. Daniel menoleh lalu dengan segera menghapus air matanya.

"Lo yang sabar ya?" ujar lelaki itu lalu merangkul dan menepuk pelan punggung Daniel. Semakin ditepuk punggungnya, semakin air matanya deras keluar dari matanya. Daniel menghadapkan tubuhnya ke lelaki itu dan meletakkan kepalanya di bahu kiri lelaki itu.

"Seong! Gue nyesel.." ucap Daniel semakin terisak hingga membasahi kemeja lelaki yang bernama Seongwoo itu.

"Sstttt.. Udah-udah.. Lo jangan nangis lagi. Lo doain aja Guanlin cepet sembuh" ujar Seongwoo menenangkan.

Selang beberapa waktu, Dokter keluar dari ruang tempat Guanlin di rawat seraya menurunkan stetoskop yang sebelumnya bergantungan di telinga ke leher dokter tersebut.

Daniel dengan cepat membersihkan air matanya lalu menatap dokter itu lekat-lekat. Seongwoo juga demikian.

"Dok. Bagaimana kondisi adik saya?" tanya Daniel seraya menahan tangisnya.

"Anda bisa ikut saya ke ruangan saya. Saya akan menjelaskan kondisi pasien" ujar Dokter itu kemudian pergi menuju ruangannya diikuti oleh Daniel dan Seongwoo.

Sesampai di ruangan, Daniel dan Seongwoo dipersilakan duduk menghadap dokter itu.

"Bagaimana kondisi adik saya dok?" ujar Daniel mengulangi pertanyaannya.

Dokter itu terlihat menghela nafas.

"Maafkan kami. Pasien ......"

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Hai readerss 👋
Author udah penuhi bagi yang request ff [NielGuan]
Memang menurut author banyak yang belum comment
Tapi dari comment yang ada, voting dimenangkan oleh [NielGuan]

(Kayaknya author kobam brothership :v)

Author butuh comment kalian..
Plis..

Lanjut??

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang