RM: 8

875 101 6
                                    


Udara dingin mengiringi Guanlin yang berjalan menuju rumahnya. Untung dia memakai jaket. Jadi, udara itu tidak langsung menyengat kulit putih Guanlin.

Leher bagian belakangnya merasakan udara malam yang menyengat. Segera dia memakai tudung jaket Hoodie itu. Sesekali mendengus.

Guanlin mengambil hp dari sakunya lalu mematikan lagu yang sedari tadi dia putar dari taman sampai di depan rumahnya. Lalu melepas headset dari telinganya dan memasukkannya kedalam saku jaket, begitupula hpnya.

Guanlin memerhatikan garasi. Motor Daniel dan Woojin masih belum ada. Disana hanya terdapat motor Seongwoo. Dia melangkahkan kaki masuk kedalam rumah. Perlahan membuka pintu lalu masuk kedalam. Tak lupa dia menutup pintu kembali.

"Aku pulang" sapa Guanlin.

Tidak ada yang menyahut. Kemudian dia menuju dapur.

Tidak ada orang

"Udah pulang Lin" sapa Seongwoo mengejutkan Guanlin, lalu Guanlin menoleh kebelakang. Kemudian menghampiri Seongwoo.

"Iya bang" balas Guanlin. Seongwoo berjalan menuju lemari es dan membukanya lalu mengambil sebotol susu dingin dan menutupnya kembali.

"Lin, tolong ambilin gelas ya" ujar Seongwoo lalu menuju ruang tengah. Guanlin mengangguk lalu mengambil dua gelas dan menyusul Seongwoo diruang tengah.

Dia menyodorkan sebuah gelas ke Seongwoo, lalu dituangkannya sebotol susu itu ke gelas yang disodorkan Guanlin sampai penuh dan diletakkan di atas meja depan TV. Seongwoo menengadah tangan kirinya seolah meminta gelas lagi yang di bawa Guanlin. Guanlin paham bahasa tubuh Seongwoo lalu menyodorkan sebuah gelas lagi ke Seongwoo dan melakukan hal yang sama.

Mereka berdua kemudian duduk di sofa depan tv. Seongwoo sibuk menekan tombol remote untuk mencari channel yang dia inginkan.

"Abang gak masak?" tanya Guanlin seolah kode kalau Guanlin sudah lapar.

"Abang udah pesen makanan diluar" balas Seongwoo tanpa menoleh ke Guanlin.

"Akhirnya" gumam Seongwoo setelah menemukan channel yang dia maksud.

Guanlin lupa kalau dia masih memakai jaket. Dia melepas tudung jaket lalu melepas topi yang terpasang di kepalanya. Kemudian menghela nafas sambil mengacak-acak rambutnya.

Seongwoo melirik Guanlin. Lalu merangkul Guanlin dan menariknya lebih dekat.

"Guan kenapa? Kayak ada masalah gitu" ucap Seongwoo. Guanlin meletakkan kepalanya di bahu Seongwoo.

"Gak ada apa-apa bang"

Bohong. Beberapa kali Guanlin berbohong kalau dia tidak kenapa-kenapa. Nyawanya tengah diancam seseorang.

"Abang mau ngomong sama Guanlin" ucap Seongwoo mulai serius. Guanlin menegakkan tubuhnya dan menatap Seongwoo.

"Mau ngomong apa?"

"Besok gue mau ke Tasik. Ada tugas disana" ujar Seongwoo.

"Berapa hari bang? Jangan lama-lama" balas Guanlin.

"Gak lama cuma dua hari" sahut Seongwoo sambil mengusap rambut Guanlin.

Pikiran Guanlin semakin melayang-layang. Kalau tidak ada Seongwoo, bagaimana nasibnya? Apa yang akan dia lakukan untuk menghadapi duo badboy.

"Lin?" panggil Seongwoo karena dia melihat wajah Guanlin begitu cemas. Seongwoo paham apa yang sedang dipikirkan Guanlin.

"I-iya bang" lirih Guanlin.

"Gausah khawatir soal Woojin. Kalo dia macem-macem tinggal bilang ke gue" balas Seongwoo berusaha membuat Guanlin tidak khawatir.

"Iya bang" Guanlin memeluk Seongwoo.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang