RM: 16

591 75 6
                                    


Guanlin tengah menyiapkan makan malam. Sendirian. Ya siapa lagi yang mau membantunya. Biasanya ada Seongwoo, namun kini sendiri. Daniel sedang sibuk menonton tv. Sedangkan Woojin masih pergi entah kemana.

Mendengar dentingan antara piring dan meja, Daniel menoleh kearah meja makan. Dia melemparkan remote yang sebelumnya dia genggam kemudian berjalan menuju meja makan dan menyeret kursi lalu duduk.

Sambil menunggu menunya lengkap, Daniel mengambil sebuah piring dan mengambil nasi.

Menu makanan malam ini, ada ikan goreng dengan sayur kol. Sederhana, tapi menakjubkan. Menu ini pernah menjadi menu favorit Daniel semasa SD.

"Jin kemana?" tanya Daniel sambil mengambil lauk. Guanlin menatap Daniel seolah tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut. Kenapa harus Woojin yang dicari? Tapi apa gunanya Guanlin dicari, lagipula dia berada di depan Daniel. Terkadang, Guanlin pernah bertanya pada diri sendiri, 'Bang Daniel pernah nyariin gue apa nggak?'

Daniel memandang Guanlin. Dia merasa belum mendapat jawaban dari Guanlin karena Guanlin sedang melamun.

"Ehem" Daniel berdehem sehingga membuyarkan lamunan Guanlin.

"Jin kemana?" Daniel mengulangi ucapannya dan langsung menyantap makanan didepannya. Guanlin menyeret kursi lalu duduk dihadapan Daniel.

"Gak tau bang" Guanlin mulai mengambil nasi dan lauk lalu memakannya.

Daniel mengangguk mengerti.

Suasana makan malam ini berbeda dari yang sebelumnya dirasakan Guanlin. Meskipun ini yang diharapkan Guanlin. Dari dulu baru kali ini Guanlin dan Daniel dinner bersama—berdua pula. Benar! Guanlin berani sumpah. Seumur hidupnya baru kali ini mereka makan malam berdua. Memang sebelum Seongwoo dan Woojin pindah di rumah mereka, mereka hidup berdua di rumah ini. Namun sama sekali tidak pernah makan bersama. Jika sarapan, Daniel selalu menolak makan yang dimasak Guanlin. Dia lebih suka makan sendiri dan masak sendiri.

Sepanjang makan malam ini, Guanlin hanya bisa menahan senyumnya. Dia tidak ingin terlihat senang. Bukannya bagaimana, tapi menurut Guanlin, Daniel lebih suka melihatnya menderita daripada senang. Maka dari itu, Guanlin hanya ingin Daniel bahagia.

Hatinya sedang bergejolak senang meskipun disisi lain dia tengah merindukan seorang Seongwoo.

"Em.. Lin"

Guanlin memandang Daniel gelagapan, "I-iya bang?"

"Motor kamu udah pulang. Berarti besok naik motor sendiri?"

"Iya bang" Guanlin melanjutkan makannya.

"Besok bareng Chung- eh Sanha bisa nggak?"

Guanlin menatap Daniel dengan mengerinyit dahi dan sendok terhenti di ambang mulut Guanlin. Lalu Guanlin kembali meletakkan sendoknya ke piring, "Emang kenapa bang?"

Daniel tertawa renyah, "Abang mau nebeng"

"Emang motor bang Daniel kenapa?" Guanlin kembali melanjutkan makannya.

"Gak papa. Abang cuma mau bareng aja.."

Guanlin mengunyah dengan pelan lalu menatap Daniel.

Serius bang Daniel mau bareng? Mau nganterin gue?, batin Guanlin. Dia tersenyum lebar.

"sama Chungha" celetuk Daniel. Dan tanpa bersalah dia segera menghabiskan makanannya lalu pergi meninggalkan ruang makan kemudian pergi entah kemana.

Guanlin masih mematung dan melihat Daniel sampai hilang dari pandangannya. Bahkan sendok di tangan kanannya juga membeku.

Entah kenapa, tiba-tiba nafsu makan Guanlin hilang begitu saja. Dia memilih untuk menyudahi makannya dan membereskannya.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang