RM: 57

336 57 8
                                    


"Ta-tapi kapan pak? Saya udah gak pernah ikut balap liar"

"Menurut laporan, kejadian ini terjadi beberapa minggu yang lalu" ujar polisi itu.

Daniel memejamkan matanya sejenak lalu membuka matanya. Berharap semua yang didengar ditelinga nya ini salah. Dia ingat, kejadian ini ketika kecelakaan yang tidak disengaja nya waktu itu.

"Kami mohon kerjasama nya" ucap polisi itu. Kemudian dua polisi turun dari mobil sambil membawa borgol.

"Siapa yang melaporkan!?" teriak Daniel sambil berusaha berontak ketika di borgol.

"Untuk itu kami rahasiakan"

Woojin dan Guanlin merasa terganggu dengan suara-suara asing itu kemudian keluar.

"Udah Sampek bang-eh. Pak pol" ucap Woojin agak terkejut melihat beberapa Polisi di depannya.

Guanlin diam sejenak. Memandangi satu per satu orang-orang itu.

"Bang Daniel! Bang kenapa Bang!?" ucap Guanlin setelah melihat Daniel diborgol oleh polisi.

Polisi yang tadi menyampaikan surat penangkapan itu kini beralih menatap Woojin.

"Anda saudara Woojin?" tanya polisi itu.

"Bukan" balas Woojin. Guanlin mengangkat alisnya mendengar jawaban Woojin. Apa Woojin akan mengelak? Itu yang dipikirkan Guanlin.

"Benarkah?"

"Beneran pak. Saya bukan saudaranya Woojin. Tapi saya yang Woojin" jawab Woojin tanpa beban. Seolah jawabannya tepat. Tapi memang benar apa yang diucapkan Woojin.

Polisi itu menggeleng pelan lalu kembali menatap Woojin, "Anda juga kami tangkap atas kasus balap liar dan penganiyaan"

"Apa!?" teriak Woojin dan Guanlin bersamaan.

"Tunggu pak. Mereka gak salah. Pelakunya cuma saya pak beneran" ujar Daniel menyakinkan para polisi.

"Tetapi kami hanya menjalankan perintah. Silahkan ikut kami" ujar polisi itu. Polisi lainnya sudah menyiapkan borgol. Sedangkan yang satunya sudah menahan lengan Daniel supaya tidak kabur. Lagipula untuk apa Daniel kabur. Dia memang mengakui. Hanya saja dia penasaran siapa yang melaporkan dirinya tentang kejadian beberapa minggu lalu.

"Pak. Mereka ini masih pelajar. Hari ini itu ada karantina Olimpiade di Bandung. Masa bapak tega?" bantah Daniel.

Daniel lebih mementingkan masa depan dua lelaki yang berada di sampingnya ini.

"Begini saja. Anda mau secara sukarela atau dengan paksaan?" ucap polisi itu menawarkan kepada Woojin.

Daniel terdiam. Rupanya para polisi itu kehabisan kesabaran.

Woojin melirik ke Guanlin sambil menyenggol lengan Guanlin pelan. Guanlin menunduk. Dia pasrah apa yang akan terjadi.

"Sebelum bapak menangkap saya. Apa bapak tidak melihat siapa yang ada disamping saya!?" ujar Woojin lantang.

"Di samping saya ini adalah korban dari tuduhan yang bapak sebutkan!"

Daniel tersenyum.

"Saya dan korban sudah berhubungan dengan baik! Kami sudah menyelesaikan dengan cara kekeluargaan! Sedangkan apa yang bapak tuduhkan, itu kejadian sudah lama. Bapak telat untuk mengusutnya!!"

"Tidak ada kata terlambat untuk melakukan penyelidikan" balas polisi itu.

Ck! Ngeles mulu ni polisi, batin Daniel.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang