Felix akhirnya kembali ke Epicsentral dengan membawa dua buah tas plastik besar. Dia nampak keberatan ketika hendak menghampiri teman-temannya. Jaemin yang menyadari itu langsung mendekati Felix lalu membantu membawakan.Mereka berdua disambut dengan mata berbinar oleh yang lain. Ada yang bertepuk tangan kegirangan. Ada yang menyengir, dan lain sebagainya.
"Akhirnya dateng juga" ucap Woojin.
Felix dan Jaemin meletakkan tas itu lalu membukanya.
"Disini ada namanya masing-masing" ujar Felix, dia mengambil satu persatu makanannya lalu diserahkan sesuai nama yang tertera.
"Bentar. Gue panggil bang Daniel supaya ikut gabung" Woojin beranjak lalu menghampiri Daniel yang sibuk dengan motornya.
Setelah mendapatkan jatah masing-masing, mereka langsung memakannya. Yang susah itu Mark dan Lucas karena mereka harus makan, tapi juga harus menjaga Chungha. Disana Chungha hanya diam namun matanya berkaca-kaca. Kedua tangannya ditahan oleh Mark dan Lucas dengan tangan kiri mereka, karena tangan kanannya untuk makan.
Yedam juga menerima jatah itu. Dia ragu untuk makan. Makanan itu masih berada di tangannya. Padahal yang lain sudah rakus memakannya.
"Kenapa gak Lo makan?" tanya Vernon dengan mulut penuh. Jadi agak tidak jelas namun Yedam dapat mengerti.
"Gak selera gue" Yedam meletakkan makanannya didepannya.
Tak lama kemudian Woojin kembali. Dia melihat kalau hanya Yedam yang tidak makan. Dia menghampiri Yedam.
"Lo kenapa gak makan?"
"Gak selera. Lagian gue udah makan.. tadi" ucap Yedam dengan wajah datar. Woojin berdecak.
"Makan aja. Mumpung dibayarin Felix. Bentar lagi Lo siap-siap" Woojin mengambil jatahnya lalu duduk di samping Felix.
Yedam yang sebelumnya ragu, kini mulai membuka bungkus nasi goreng itu. Lalu perlahan mulai melahap nasi goreng itu.
"Lo suruh kemana Guanlin?" bisik Woojin.
"Gue suruh beli minum. Itu aja" balas Felix lalu melanjutkan makannya. Woojin mengangguk.
"Daniel gak mau join?" tanya Jaemin.
"Gak. Katanya udah makan dari rumah. Perasaan gak ada makanan dirumah. Mungkin aja beli"
Suasana makan malam itu terlihat nikmat. Namun itu hanya dirasakan oleh beberapa orang. Yedam sama sekali tidak merasakan makan malam ini. Dia sesekali melirik ke arah Chungha yang menundukkan kepalanya. Mungkin ketakutan.
Maafin gue Chungha.. gue gak bisa berkutik kali ini. Gue gak mau Lo kenapa-napa. Terkadang diam adalah cara yang tepat untuk mencari peluang supaya kita menang. Gue diam bukan karena gue takut. Gue cuma nunggu waktu yang tepat aja, batin Yedam.
Setelah mereka selesai makan, semua sisa-sisa makanan dimasukkan kedalam tempat sampah. Ya, meskipun mereka nakal tapi mereka juga pandai menjaga kebersihan. Karena dulu pernah mereka dibawa ke kantor polisi gara-gara teras toko yang dibuat mangkal kotor. Itu membuat pemiliknya marah dan melaporkannya ke kantor polisi.
Mereka semua beranjak dan segera menuju ke lokasi balapan.
Namun seketika Yedam meremas perutnya. Jeno mendekati Yedam dan menepuk pundaknya.
"Lo kenapa?"
"G-gak tau. Perut gue tiba-tiba sakit" ucap Yedam sambil menahan rasa sakit.
"Kok bisa?"
Yedam teringat kalau baru saja dia makan nasi goreng yang dibelikan Felix.
"Brengsek!" Yedam pergi meninggalkan Jeno dan menghampiri Felix dan Woojin yang tengah mengobrol di dekat barisan motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me! | NielGuan ✓
Fanfiction[Complete] Daniel sebenarnya sayang kepada Guanlin. Dia hanya gemas dengan adik satu-satunya itu. Sampai sebuah kejadian fatal terjadi. Daniel menyesal. "Gue sayang sama lo Lin. Gue enggak benci sama lo. Gue ini Daniel. Abang kandung lo" - Daniel "G...