Yedam tengah merebahkan dirinya di tempat tidur kesayangannya dengan membuka dua kancing atas seragamnya. Dia menatap langit-langit kamarnya lalu melamun.Entah apa yang dilamunkan. Namun seketika dia tersenyum.
"Ah~ Chungha" Yedam tersenyum semakin lebar.
Dia sepertinya mengingat kenangan-kenangan bersama Chungha semasa mereka pacaran.
Yedam menunggu di depan halte sekolah. Diatas motornya sambil berkaca di spion. Dia mengamati para siswa yang baru keluar dari gerbang. Lalu matanya menangkap seseorang dengan rambut panjang terurai bersama teman-temannya baru keluar dari gerbang.
"Chungha.." sapa Yedam lalu merapikan rambutnya. Pada masa itu, Chungha masih kelas 12 sedangkan Yedam kelas 10. Sekolah mereka berbeda. Meskipun sekolah terpaut 2 tahun, namun sebenarnya mereka hanya terpaut beberapa bulan. Chungha cukup pintar jadi lompat kelas.
"Tuh disamperin. Gue duluan ya" ujar teman Chungha dan di balas anggukan oleh Chungha. Kini tinggal mereka berdua yang berada di depan halte sekolah.
"Kita duduk dulu yuk" ujar Yedam lalu turun dari motor kemudian menggenggam tangan Chungha. Kemudian mereka duduk di bangku halte.
"Udah makan?" tanya Yedam.
"Udah. Tapi nggak habis"
Yedam menatap Chungha lalu mengangkat satu alisnya.
"Mana buktinya?"
Tanpa menjawab, Chungha mengeluarkan bekal nya dari tas. Lalu membukanya. Terlihat nasi goreng yang masih tersisa setengah.
"Kok gak dihabisin?"
"Tadi kebanyakan ngambil nasi goreng nya"
"Siapa yang masak?"
"Aku. Soalnya bi Arin lagi cuti"
"Sini" Yedam merebut bekal dari Chungha.
"Eh!"
Tanpa memperdulikan Chungha yang mencegah nya, Yedam memakan bekal Chungha itu.
"Kok dimakan?"
"Gak boleh? Aku mau makan masakan kamu"
"Tapi kan jangan sisa aku juga" Chungha mencoba merebut bekal dari tangan Yedam. Namun tidak bisa. Yedam menghindar selalu.
"Aku kasih tau. Kalo ini dibuang kan mubazir. Lagian nanti kalo kita serumah kan, kita makannya satu piring berdua"
Chungha terdiam lalu tersenyum. Yedam melirik sambil menikmati nasi goreng di bekal Chungha.
"Ciee... Itu mukanya merah" Yedam mencoba menggoda Chungha.
"Ihh" Chungha memukul bahu Yedam gemas. Lalu mereka tertawa bersama.
"Oh ya. Aku mau bilang"
Yedam menelan makanannya lalu menatap Chungha, "Bilang apa?"
"Aku gak suka liat kamu ikut geng motor"
Memang pada saat itu, Yedam ikut geng motor, termasuk anggota geng milik Daniel.
Yedam belum menjawab, dia menghabiskan makanannya dulu. Setelah beberapa saat, Yedam menutup wadah bekal itu lalu di taruh disampingnya. Kemudian dia menatap Chungha.
"Meskipun aku ikut geng motor. Tapi aku lebih suka geng lain"
Chungha mulai cemberut, "Geng mana lagi? Preman?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me! | NielGuan ✓
Fanfic[Complete] Daniel sebenarnya sayang kepada Guanlin. Dia hanya gemas dengan adik satu-satunya itu. Sampai sebuah kejadian fatal terjadi. Daniel menyesal. "Gue sayang sama lo Lin. Gue enggak benci sama lo. Gue ini Daniel. Abang kandung lo" - Daniel "G...