RM: 13

635 82 6
                                    


Suasana kantin ricuh sejenak. Para siswa yang berada dikantin langsung menggeromboli Woojin dan teman-temannya. Melihat itu, Sanha langsung berdiri dan mendekati Yedam lalu menyeretnya keluar kantin. Guanlin tengah memandang Woojin yang sedang dibantu teman-temannya. Dia merasa kasihan. Dia berniat membantu.

Lucas mendapati kalau Guanlin memandang mereka, "Apa?"

Guanlin menggeleng lalu pergi mengikuti Sanha dan Yedam.

Mark mengelus-elus punggung Woojin.

"Gimana Jin? Masih sakit?" Woojin menggeleng. Dia masih mengatur nafasnya karena tersedak.

"Udah! Bubar semua!" teriak Lucas supaya para siswa yang menggeromboli nya bubar. Vernon dan Felix ikut membubarkan mereka. Kini di kantin hanya tersisa beberapa siswa dan gelombolan Woojin. Suasana nya berbeda dari yang tadi. Kini lebih tenang seperti suasana kantin pada umumnya.

Disisi lain..

"Maksud Lo apa tadi? Huh!" ujar Sanha. Yedam melepas paksa genggaman Sanha.

Yedam bingung juga marah. Dia membela Guanlin tapi malah di salahkan oleh Sanha.

"Lo gak liat? Gue nge-bela sobat gue" balas Yedam. Dia tidak terima malah disalahkan.

"Gue tau itu. Tapi Lo bisa gak tanpa kekerasan? Ini lingkungan sekolah" ucap Sanha dengan sabar. Dia mencoba memberi pengertian kepada Yedam yang keras kepala.

"Terus apa yang Lo lakuin, kalo gak ada gue?"

Sanha mulai muak. Malas untuk berkomunikasi dengan Yedam.

"Ya gue bakal biarin aja. Cuekin aja. Lagian kita juga udah dewasa. Gak perlu nyelesain masalah dengan cara kekerasan" ucap Sanha. Yedam hanya tersenyum kecut.

"Ck!" Yedam berdecak kesal.

"Gue tau. Lo sebenarnya cuma pencitraan kan?! Lo cuma mau dianggep temen terbaik buat Guanlin. Ya kan?" Yedam memancing amarah Sanha. Namun orang didepannya ini hanya diam sambil mengepalkan tangannya.

"Lo juga brengsek!" sahut Sanha. Urat syaraf yang ada di lehernya memerah seperti hendak keluar dari kulit putih itu.

"Otak Lo itu otak kriminal! Setuju gue kalo Chungha milih bang Daniel ketimbang Lo! Brengsek!"

Bug!

Dengan sigap Guanlin menangkap tubuh Sanha yang terhuyung ke belakang.

"Yedam!"

Yedam menyadari kalau Guanlin melihatnya secara tidak sadar memukul Sanha. Dia merasa bersalah.

"G-gue minta maaf. Gue khilaf" ujar Yedam lemah. Dia menunduk.

"Lo juga San! Jangan ngejek teman sendiri!" ucap Guanlin. Sanha mengerutkan keningnya.

Temen? Gue gak kenal sama orang bejad kek dia, batin Sanha.

"Yaya gue minta maaf karena udah ngejek Lo. TEMEN" ucap Sanha sambil menekankan kata 'temen' dengan wajah malas.

Guanlin menyenggol lengan Sanha. Spontan, Sanha menoleh ke Guanlin.

"Yang bener" ucap Guanlin dengan mengecapkan mulut tanpa suara.

"Gue mau ke toilet dulu. Bye" ujar Sanha lalu pergi dari hadapan mereka berdua.

=====

Setelah dari kantin, Woojin dan teman-temannya kembali ke rooftop.

"Gue bingung sama Lo Jin?" ujar Lucas lalu duduk bersandar dengan kaki kanan diluruskan. Mark menyahut dengan tatapan bingung. Begitu juga yang lain.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang