RM: 6

987 108 14
                                    


0875xxxxxxxx
Selamat menikmati hidup Lo -jp

Selang beberapa waktu, Guanlin kembali ke kamar.

Dia duduk di tepi ranjang lalu mengeringkan rambutnya yang basah karena habis mandi dan keramas dengan handuk.

Melihat layar hp nya berkedip. Guanlin menatap hp itu sejenak. Lalu menghentikan aktivitas nya mengeringkan rambut. Tangannya mulai mengarah ke hp itu. Lalu memegang hp itu.

Dia menyalakan layar hp nya.

"Guanlin!"

Guanlin menoleh ke arah pintu kamar. Sosok Seongwoo bersandar di pintu kamar.

"Ayo makan" ajak Seongwoo.

"Iya bang. Bentar" ujar Guanlin lalu menatap kembali hp nya. Karena tidak sabar, Seongwoo langsung menarik tangan kanan Guanlin karena tangan kirinya memegang hp.

"Ayo Lin!"

"Bentar bang. Ada pesan baru" ujar Guanlin menahan tangannya.

"Kan bisa di baca ntar" sahut Seongwoo.

"I-iya iya" Guanlin beranjak lalu pergi ke ruang makan bersama Seongwoo.

Sesampai di meja makan, Guanlin menarik kursi lalu duduk. Namun Seongwoo berbalik menuju kamar Woojin dan masuk ke dalam sana. Tak lama kemudian, Seongwoo keluar dengan Woojin yang masih memakai seragam sekolah.

"Pulang jam berapa Lin?" tanya Woojin. Ya, Woojin datang saat Guanlin berada di kamar mandi jadi tidak mengetahui kalau Guanlin sudah pulang. Dia kemudian menarik kursi dan duduk di samping Guanlin.

Mendengar pertanyaan itu, Guanlin yang sedang mengambil beberapa lauk terhenti sejenak lalu secara perlahan menaruh lauk itu di atas piringnya yang sudah ada sekumpulan nasi.

"Pulang jam berapa?" Woojin mengulangi pertanyaannya sambil menyiduk nasi.

"Jam 4 sore tadi. Duluan dia daripada kamu Jin" sahut Seongwoo. Woojin hanya membalas 'oh'.

"Daniel gak bareng kamu?" tanya Seongwoo karena sepulang Woojin, tidak mendapati sosok Daniel.

"Gak bang. Bang Daniel masih ada urusan katanya" balas Woojin.

Ruang makan kini sunyi. Hanya ada suara dentingan antara sendok dan piring. Sesekali seorang Woojin berdehem.
Disepanjang makan bersama, Woojin melirik Guanlin yang makan dengan lahap seperti tanpa beban. Tanpa disadari Woojin, Seongwoo juga memerhatikanmya sesekali.

Seongwoo mencoba membaca arti raut wajah yang dipasang oleh Woojin. Namun susah ditebak.

Selang beberapa menit, Guanlin selesai menghabiskan makanannya dan mulai mengambil air di depannya lalu meminumnya.

"Motor Lo kemana Lin?" tanya Woojin tanpa menatap ke Guanlin. Dia sedang fokus makan.

"Uhuk-"

Guanlin tersedak. Sontak Seongwoo langsung menepuk punggung atas Guanlin pelan. Woojin juga tersentak dan menatap lurus Guanlin. Kegiatan mengunyahnya berhenti sejenak.

"Pelan-pelan Lin!" omel Seongwoo.

"Ehem.. Errhem" ucap Guanlin membersihkan tenggorokan nya.

"Jin, kalo tanya itu liat situasinya dong. Kasian Guanlin" ujar Seongwoo yang kini kembali duduk seraya menatap lekat Woojin. Woojin membalas tatapan itu namun langsung mengalihkan menatap ke Guanlin. Selesai mengunyah, dia langsung bangkit dari tempat duduknya. Lalu berjalan menuju kamarnya.

"Jin! Habisin makanannya!" ujar Seongwoo setengah berteriak.

"Udah kenyang!" balas Woojin dari dalam kamar. Dari nada suaranya, kelihatannya seorang Woojin sedang kesal. Guanlin yang mendengar suara Woojin perlahan kehilangan selera makan. Namun dia menghargai buatan Seongwoo. Dia memakan makanannya sampai habis.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang