Bel istirahat pertama berbunyi, Guanlin memilih untuk di kelas. Dia sedang malas ke kantin. Dia sedang membaca buku pelajaran 'Fisika'. Entah kenapa, teman-temannya yang lain sangat benci dengan mapel Fisika. Hanya dia yang bersemangat.Kebanyakan laki-laki, mapel yang disukai itu mapel yang sederhana. Namun berbeda dengan Guanlin. Dia suka dengan semua mapel.
Sanha menghampiri Guanlin lalu duduk di depannya dengan memutar bangku yang ada didepan Guanlin.
"Lo belajar Mulu. Gak ke kantin"
"Lagi males gue" balas Guanlin tanpa mengalihkan perhatiannya.
"Ntar ngambil motor Lo sepulang sekolah" ujar Sanha. Guanlin langsung menantap Sanha lalu tersenyum.
"Romeo udah sehat?"
"Udah"
Guanlin tersenyum, dia seperti menahan teriakannya. Dia mengepalkan tangannya sambil bergumam 'yes'. Sanha yang melihat itu tertawa.
Tiba-tiba seseorang datang menghampiri mereka.
"Lin! San!"
Mereka berdua menoleh menatap asal suara. Reaksi Sanha hanya terdiam dan menatap nya tidak suka. Sebaliknya, Guanlin malah berdiri seperti menyambut seseorang itu.
"Yedam!" sahut Guanlin lalu high five dengan Yedam. Yedam mengarahkan tangannya ke Sanha untuk high five namun Sanha cuek. Merasa tidak mendapat balasan dari Sanha, Yedam bertepuk tangan sendiri.
"Gue cari Lo dari tadi. Gue kira ke kantin" ujar Yedam lalu duduk di atas meja samping Guanlin.
"Lo ngapain kesini?" tanya Sanha sambil menatap tajam ke arah Yedam.
"Ya mau nyamperin Lo lo pada lah. Gue itu sampe nanya-nanya kelas Lo Lin" ujar Yedam.
"Masa Lo lupa denah sekolah sih?" balas Guanlin sambil terkekeh lalu menutup bukunya dan mulai terfokus untuk mengobrol.
"Ya kan gue udah lama pindah dari sini" ucap Yedam.
"Eh. Btw, emang Lo udah nyelesain hukuman Lo?" tanya Sanha dengan nada mengejek.
"Udah lah. Kalo belum ngapain gue kesini"
Kenapa Sanha serasa mojokin gue?, batin Yedam.
"Lo sekarang di kelas mana?" tanya Guanlin mengganti topik.
"IPS 3"
Mata Guanlin dan Sanha membulat bersamaan. Mereka terkejut.
"Yang bener Lo?" tanya Sanha memastikan.
"Iya. Kenapa sih?"
"Lo kan dulu jurusan IPA. Kenapa masuk jurusan IPS?" ucap Guanlin.
Yedam hanya mengangkat kedua bahunya.
"Nasib gue mungkin"
"Tunggu. Berarti Lo sekelas sama Woojin" sahut Guanlin.
Yedam mengangguk. Sanha menatap Guanlin yang terlihat cemas.
"Tenang. Gue ga bakalan ikutan nakal kayak mereka" ucap Yedam yang seolah mengerti ekspresi Guanlin begitu mendengar Yedam berada di kelas yang sama dengan Woojin.
Lo itu udah nakal! Lo dihukum itu udah buktiin kalo Lo nakal!, batin Sanha. Dia hanya bisa memendam kalimat itu di dalam hati. Padahal sebenarnya, mulut Sanha ingin mengatakan semua pada Guanlin tentang Yedam. Namun dia juga masih menghargai Yedam. Yedam kan yang kenal Guanlin terlebih dulu ketimbang dia.
"Gue mau ke kantin. Gak ikut?" ucap Yedam sambil beranjak.
"Gak" jawab singkat Sanha. Guanlin menyenggol lengan Sanha. Dia menoleh sambil bergumam 'apa'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me! | NielGuan ✓
Fanfiction[Complete] Daniel sebenarnya sayang kepada Guanlin. Dia hanya gemas dengan adik satu-satunya itu. Sampai sebuah kejadian fatal terjadi. Daniel menyesal. "Gue sayang sama lo Lin. Gue enggak benci sama lo. Gue ini Daniel. Abang kandung lo" - Daniel "G...