RM: 14

641 75 8
                                    


Akhirnya Guanlin sampai di rumah. Dia segera memasukkan Romeo kedalam garasi. Kemudian, dia melepas helmnya dan masuk ke rumah.

"Aku pulang"

Sunyi. Sepi. Tidak ada orang di rumah. Pasti Daniel dan Woojin masih pergi entah kemana.

Guanlin melepas tasnya lalu di taruh di atas sofa ruang tengah. Dia merebahkan diri disana.

Pikirannya terbang kemana-mana.

"Pasti Sanha yang bayarin Romeo tadi" ucapnya bermonolog.

Dia dibuat bingung oleh dirinya sendiri. Bagaimana tidak, saat dia berada di bengkel. Karyawan bengkel hanya bilang 'itu motornya. Sudah dibayar'

Tanpa basa-basi, Guanlin langsung membawa Romeo pulang.

Sebenarnya dia masih kesal dengan Sanha. Tapi bagaimanapun juga, Sanha itu sahabatnya. Mungkin dia butuh waktu sendiri untuk memahami situasi.

Guanlin menyibakkan poninya. Dia mengedarkan pandangannya.

Dia rindu seseorang.

"Bang, kenapa dua hari itu lama banget" Guanlin mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Lalu dia pegang dan memandangnya dengan tatapan rindu.

Sebuah polaroid yang mampu membuat Guanlin mengeluarkan air mata rindu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah polaroid yang mampu membuat Guanlin mengeluarkan air mata rindu. Perlahan air mata Guanlin menetes dan langsung menyeka air matanya.

Biasanya, dia tengah bercanda, bergurau dengan Seongwoo. Namun, kini sepi.

Setelah cukup lama memandang, Guanlin memasukkan kembali polaroid itu ke dalam tasnya. Dia beranjak menuju kamar untuk menaruh tas lalu menuju kamar mandi.

Tak lama kemudian, dia keluar dengan rambut setengah basah lalu menuju dapur. Guanlin tersentak saat melihat Daniel tengah memasak.

"Eh. Bang Daniel. Dari tadi?" tanya Guanlin lalu mendekati Daniel.

Pria itu hanya membalas dengan deheman.

"Mau masak apa bang?"

"Ada Deh. Yang pasti, lo gak suka"

Senyum Guanlin memudar. Daniel melirik ke arah Guanlin lalu tersenyum sendiri. Raut wajah Guanlin membuat Daniel gemas. Namun dia tidak bisa menunjukkan sikap itu.

"Guan bantu ya bang" Guanlin hendak mengambil alih, namun Daniel menolak.

"Gak ah. Ntar jadi gak enak makanan gue. Syuh!" Daniel mengibaskan tangannya seperti mengusir ayam dengan wajah serius. Guanlin melangkah mundur lalu berbalik menuju kamarnya.

Daniel mengintip ke arah Guanlin yang telah masuk kedalam kamarnya.

Dia tersenyum penuh kemenangan.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang