RM: 24

483 78 8
                                    


Woojin berjalan menuju rooftop. Dia langsung di sambut oleh yang lain. Dia mendekati Lucas dan duduk di sampingnya.

"Gimana Jin?"

"Dia hampir aja mau ketemu sama Guanlin"

"Terus?" sahut yang lain.

"Udah gue hadang. Dan gak jadi" ucap Woojin kemudian dia mengeluarkan benda pipih dari saku celananya.

"Hp siapa tu? Habis begal siapa?" sahut Jeno.

"Kagak lah. Punya Yedam"

"Lo kayak gak punya hp aja. Sini gue beliin" ujar Felix lalu tertawa.

"Sembarangan. Gue curiga kalo dia masih sering hubungan sama Guanlin"

"Lo posesif amat. Kayak cewe Lo lagi deket sama cowok lain" celetuk Mark lalu tertawa. Disusul tertawa yang lain.

"Jangan-jangan Lo suka sama Yedam" ucap Lucas dan langsung disambut jitakan oleh Woojin.

Pletak

"Awh" Lucas mengusap dahinya yang mendapat jitakan kasar dari Woojin.

"Gue gak belok bego! Gue waras. Gak kayak Mark"

Sontak mereka tertawa terbahak bahak. Mark hanya bisa diam sambil mempoutkan mulutnya.

"Udah. Udah kembali ke topik" sahut Felix mengembalikan suasana.

"Lo punya rencana apa lagi?" tanya Lucas.

"Gini. Di rencana kali ini, gue bakal melibatkan bang Daniel, Chungha sama Sanha"

"Gila Lo! Lo punya masalah sama Guanlin. Tapi yang Lo seret sekampung" ucap Vernon yang akhirnya angkat bicara.

"Terserah gue. Intinya kalian harus bantuin gue"

Mereka saling tatap menatap kemudian mereka menganggukkan kepalanya.

=====

Sejak pagi, setelah mandi dan berganti pakaian di rumah. Daniel kembali ke rumah sakit untuk menemani Chungha. Kini Chungha mulai bisa bergerak.

"Niel. Makasih. Udah nemenin aku" ujar Chungha dengan suara yang masih serak. Daniel menganggukkan kepala lalu menyerahkan segelas air ke Chungha dan diterimanya. Kemudian di teguknya perlahan.

Daniel memerhatikan Chungha ketika minum air seperti anak kecil. Dia tersenyum.

Setelah minum, Chungha menyerahkan kembali gelas itu.

"Niel. Senyum senyum sendiri" ucap Chungha sambil tersenyum.

"Aku seneng aja liat kamu gak kenapa-kenapa" Daniel tersenyum lebar. Chungha yang mendengar itu tertawa kecil.

Sanha menghampiri mereka lalu berdiri di samping Chungha seraya menggenggam tangannya.

"Gimana kak? Udah baikan?"

"Udah dong. Ada gue kok" sahut Daniel. Sanha tertawa kecil.

"Iya iya bang"

Tak lama kemudian, seorang dokter datang. Sanha dan Daniel memahami situasi, lalu mereka keluar dari ruang itu dan menunggu di luar ruang itu.

"Bang Niel"

"Hm"

"Tadi, Guanlin telat"

"Oh"

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang