RM: 42

417 50 2
                                    


Mark semakin mendekat ke arah Daniel sambil mengibaskan jasnya.

"Daniel" sapa Mark lalu berhenti dihadapan Daniel yang masih tertegun.

"Eh. Om. Om ngapain ke sini?" tanya Daniel agak gugup.

"Kamu ikut om" ujar Mark lalu berjalan dengan langkah tegas memasuki rumah sakit. Daniel mulai gugup lalu mengikuti langkah Mark. Hatinya tidak tenang.

Mark berhenti di depan resepsionis.

"Ada yang bisa dibantu?" ujar seorang resepsionis rumah sakit.

Mark bukannya menjawab malah menunjukkan kartu ID identitasnya yang menggantung di lehernya. Daniel yang berada di belakangnya agak bingung. Sebenarnya ada apa Mark ada disini?

"Lantai dua. Ruang Swing dua" ujar resepsionis setelah berkutat dengan komputer di depannya. Mendengar jawaban dari resepsionis, Mark langsung menuju ruang yang ditunjukkan oleh resepsionis. Daniel terdiam dan mencerna kata-kata resepsionis tadi.

Lantai 2. Swing 2. Itukan ruang rawatnya Guanlin. Makin bingung gue, batin Daniel.

Mendapati kalau Mark semakin menjauh, dia tersadar dan mengejar Mark.

"Om. Ada perlu apa?" tanya Daniel sambil menyetarakan langkahnya.

"Guanlin katanya habis kecelakaan?" ucap Mark.

Deg.

Sekilas, Daniel teringat dengan jelas bagaimana dia menyerempet Guanlin yang dia kira itu adalah Yedam. Dia dibutakan oleh cinta sampai tidak bisa mengenali mana Yedam mana Guanlin. Bahkan sampai saat ini, orang tuanya, dan Om Mark belum tau, siapa penyebab Guanlin kecelakaan. Karena Seongwoo membantunya merahasiakannya. Namun lama kelamaan akan terbongkar dengan sendirinya. Tinggal menunggu waktu.

"I-iya om"

Terlihat dari jauh, Yedam dan Sanha tengah menunggu di luar.

"San. Dam. Kalian? Guanlin gak papa?" tanya Daniel khawatir. Mark menoleh kearah pintu yang tembus langsung kedalam ruangan. Terlihat Guanlin sedang terbaring lemas.

"Enggak papa. Cuma Guanlin butuh istirahat" ujar Sanha.

Yedam menatap bingung seseorang disamping Daniel. Siapa yang bersama dengan Daniel?

"Niel. Siapa?" ucap Yedam dengan nada berbisik namun dapat di dengar Daniel.

"Papanya Seongwoo sama Woojin. Om Mark Paramatha"

Yedam agak terkejut. Baru kali ini dia bertemu dengan Mark. Memang dia sudah mendengar desus yang mengatakan kalau papanya Woojin itu kejam. Yang muncul di pikiran Yedam, mungkin papa nya seorang tentara kalau tidak, mungkin debkolektor. Ternyata yang sebenarnya tidak terpikirkan oleh Yedam.

Kalau dilihat, Mark itu terlihat kalem namun tegas. Beda sekali dengan Woojin.

Bapaknya kalem gini. Anak nya petakilan. Woojin sebenarnya titisannya siapa sih, batin Yedam.

"Daniel. Om. Mau ambil peralatan dulu. Kamu jagain Guanlin di dalem" ujar Mark lalu pergi entah kemana.

"Niel. Lo yakin itu papanya Woojin?" tanya Yedam yang masih tidak percaya. Daniel memutar bola matanya lalu masuk kedalam tanpa menjawab pertanyaan tidak penting dari Yedam.

Sanha menyenggol lengan Yedam, "Lo kenapa sih? Gak percayaan amat"

"Ya. Aneh gitu. Kata orang-orang, papanya Woojin kejam. Tapi keliatannya kalem gitu. Gue juga gak percaya kalo itu papanya Woojin. Mirip sama Woojin aja enggak. Kalem juga enggak. Itu anak titisannya siapa coba"

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang