Seorang wanita dengan pakaian minim berdiri ditengah diantara Guanlin dan Daniel yang sudah bersiap dengan motor masing-masing sambil membawa bendera.Guanlin mengegas motornya perlahan. Dia belum berpengalaman sama sekali tentang balapan. Jantungnya berdetak kencang. Rasanya deg degan.
Guanlin menoleh sekilas ke arah Daniel yang penuh ambisi. Dia mengedarkan pandangannya. Semua orang yang ada disana bersorak dengan hebat.
"Tiga.."
Guanlin menghela nafas. Mencoba untuk menghadapinya dengan tenang.
"Dua.."
Kedua peserta mulai mengegas perlahan-lahan.
Wanita itu mengangkat bendera, "Satu!"
Guanlin dan Daniel langsung melaju. Sorakan semakin ramai ketika mereka saling menyalip.
Gue gak boleh kalah. Demi abang..
Gue gak boleh kalah. Demi Chungha..
Suasana balapan menjadi seru. Apalagi saat ini Guanlin tengah memimpin. Senyum terukir diwajah Guanlin ketika bisa melihat Daniel yang melaju melalui kaca spion.
Daniel menatap motor didepannya dengan wajah gusar. Sejak mulai balapan, alisnya bertautan. Terlihat serius dia menjalani balapan ini.
Semakin lama, Guanlin bisa melewati beberapa tikungan. Dan tinggal beberapa tikungan lagi akan mencapai garis finish.
Guanlin melebarkan senyumnya dibalik helm fullface. Peluangnya semakin besar.
Gue yakin gue bisa, batin Guanlin mantap.
=====
Sanha terdorong dan terjatuh ketika Vernon mendorong dengan kasar. Dia tersungkur.
"Lo gak usah ikut campur urusan ini! Mending Lo pergi dari sini sebelum gue ngirim Lo ke rumah sakit" ujar Vernon. Sanha merasakan sakit di bahunya. Dia terduduk sambil meringis kesakitan. Dengan sekuat tenaga dia bangkit lalu berjalan menuju motornya berada.
Vernon mendapati Sanha sudah pergi, dia dan temannya berbalik dan menuju area balap.
Selang beberapa waktu, Sanha sampai di motornya. Dia melihat kondisinya lewat kaca spion. Agak terkejut ketika melihat wajahnya yang memar di sekitar bibir dan dahinya.
"Sialan Vernon! Tiba-tiba nonjok, kan gue gak ada persiapan. Haduh muka gue.." lirih Sanha sambil mengusap wajahnya. Seketika dia teringat dengan Yedam. Dengan segera dia pergi mencari Yedam. Dia berjalan agak pincang karena tadi sempat ditendang oleh Vernon. Dia memilih untuk mencari ke arah barat. Karena arah timur digunakan untuk balapan. Tidak mungkin Yedam berada disana.
Dari jauh nampak Yedam baru saja keluar dari toilet dengan memegang perutnya. Sanha berjalan cepat menghampiri Yedam.
"Dam!"
Yedam menoleh.
"San Lo gak papa kan? Lo diapain sama mereka?" Yedam mengecek kondisi tubuh Sanha.
"Gak gue gak papa. Lo ngapain disini?"
"Kayaknya gue diracuni sama Woojin. Brengsek!"
"Kok bisa?"
"Gatau. Abis makan nasi goreng. Perut gue mules banget" Yedam meremas perutnya.
"Mending kita pulang. Lo kerumah gue dulu. Gue punya obat mules" Sanha merangkul tubuh Yedam kemudian berjalan beriringan ke motor Sanha.
"Lo kesini naik apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me! | NielGuan ✓
Fiksi Penggemar[Complete] Daniel sebenarnya sayang kepada Guanlin. Dia hanya gemas dengan adik satu-satunya itu. Sampai sebuah kejadian fatal terjadi. Daniel menyesal. "Gue sayang sama lo Lin. Gue enggak benci sama lo. Gue ini Daniel. Abang kandung lo" - Daniel "G...