RM: 1

1.8K 151 16
                                    


Daniel, sudah dua tahun ini hidup mandiri tanpa orang tua. Dia tinggal di rumah sederhana di pusat kota Jakarta bersama Guanlin,Seongwoo, dan Woojin. Orang tuanya yang membelikan mereka rumah karena Daniel tidak ingin tinggal di kost-an. Orang tua mereka—Daniel dan Guanlin— tinggal di Surabaya karena bisnis. Ayah mereka keturunan Korea-Amerika yang bernama Jackson Kang.

Bisa dibilang Daniel cukup manja karena kebiasaannya dari kecil yang sering dimanja orang tuanya. Namun kini perlahan dia berubah menjadi mandiri.

Daniel kini tengah kuliah di Jakarta University. Dan menjalani semester 3 di jurusan Bisnis. Sama halnya dengan Seongwoo, kuliah ditempat yang sama namun beda jurusan. Seongwoo memilih jurusan Psikologi. Entah, dia ingin menjadi psikolog supaya tau, Bagaimana cara menginsafkan Woojin yang terlanjur nakal gegara tertular virus badboy dari Daniel.

Dulu Daniel badboy semasa SMA, dan sampai sekarang virus badboynya masih menempel. Meskipun sedikit lebih waras ketimbang sebelumnya.

Guanlin?

Untung saja Guanlin tidak tertular virus badboynya Daniel karena selalu diberi vaksin oleh Seongwoo.

Guanlin itu paling polos diantara mereka berempat. Polosnya itu, dia pasrah dan sabar jika dia di jaili oleh Daniel dan Woojin.

Pernah suatu ketika, Daniel dan Woojin mengempesi ban motor Guanlin saat hendak ke sekolah. Lantas, Guanlin telat dan dihukum di lapangan. Bahkan itu belum membuat Daniel dan Woojin puas dan menjadi rutinitas mereka.

Seongwoo terkadang kesal dengan tingkah mereka. Ingin sekali memindahkan Guanlin ke tempat yang jauh dari mereka. Karena Seongwoo merasa kasian dengan Guanlin yang polos dan penurut. Lagi pula siapa dirinya? Dia tidak punya hak atas Guanlin.

Seongwoo dan Woojin itu anak dari seorang Dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit di Bandung. Dokter itu juga teman dari orang tua Daniel dan Guanlin.

Tok tok

Sudah menjadi rutinitas Seongwoo mengetuk pintu kamar Guanlin setiap jam 5 pagi. Namun Seongwoo hanya mengetuk lalu menuju kamar Woojin dan melakukan hal yang sama. Bedanya, Guanlin butuh beberapa menit untuk keluar dengan membawa tas ranselnya. Sedangkan Woojin, butuh beberapa ketukan pintu lagi agar terbangun.

Guanlin keluar dari kamarnya dan menuju ruang tengah. Dia duduk disofa lalu meregangkan tubuhnya.

"Pagi"

"Hmm" sahut Guanlin tanpa menoleh ke asal suara.

"Ntar gue anter mau?"

Guanlin menoleh.

"Nggak ah. Ntar abang bingung jemput Guan" ujarnya.

Seongwoo tersenyum lalu mengusap pelan rambut Guanlin.

"Gak papa. Sekali-sekali abang jadi ojek" ucap Seongwoo lalu tertawa.

"Guan udah siap uang buat ngisi angin" ucap Guanlin.

Guanlin tau, pasti setiap pagi duo badboy akan beraksi. Dia harus mengisi angin setiap hari. Sampai-sampai si pemilik bengkel hafal dengan Guanlin.

"Ini" Seongwoo menyodorkan selembar uang.

"Buat apa?"

"Ngisi angin. Kembaliannya buat uang saku"

"Nggak perlu bang. Mending ini buat Woojin aja" tolak Guanlin.

"Nggak papa" Seongwoo memaksa Guanlin dengan menaruh uang itu di dalam tasnya.

"Makasih bang"

Seongwoo tersenyum kemudian berdiri.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang