RM: 35

636 89 9
                                    


Seongwoo berdiri didepan ruang IGD dengan wajah cemas. Begitupula Daniel yang saat ini masih ditenangkan oleh orangtuanya.

Seongwoo menoleh ke arah Jackson.

"Om. Guanlin sebenarnya kenapa?"

"Guanlin mengalami gegar otak Nak"

Seongwoo membulatkan matanya. Matanya terpejam selama 2 detik karena terkejut. Kemudian dia menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. Dia memilih untuk duduk diseberang ruangan.

Seongwoo sekarang paham. Kenapa Guanlin bersikap seperti tadi. Tidak menganggap Daniel sebagai saudaranya.

Tak lama kemudian, Dokter keluar.

Seongwoo memilih untuk diam dan memandangi dari jauh.

"Pasien baik-baik saja. Ini hanya dari efek samping gegar otak yang dialami pasien. Jadi, diharapkan tidak menekankan pasien untuk mengingat sesuatu yang membuat pasien tertekan"

Jackson mendesah pelan. Daniel hanya terdiam sambil menatap dokter itu tatapan khawatir.

Dokter itu kemudian pergi. Entah kenapa, sejak keluar dari IGD. Daniel tidak mengucapkan sepatah katapun. Memilih untuk diam.

Jangan-jangan, Guanlin trauma kejadian semalam?, batin Daniel.

Jackson melangkahkan kakinya mendekati Seongwoo yang terduduk sambil mengusap wajahnya. Ketika Jackson berada di depannya, Seongwoo mendongak.

"Maafin Seongwoo om. Seongwoo gak tau sama sekali tentang yang Guanlin alami"

Jackson tersenyum, "Nggak papa nak. Om paham, saat ini kita tidak bisa menyalahkan takdir. Om sebenernya mau berniat bawa Guanlin ke Surabaya. Jadi, sekalian om kerja juga om bisa jagain dia-"

"Jangan om. Biar Guanlin disini. Ada Seongwoo sama Daniel yang jagain" sela Seongwoo.

"Iya iya om paham. Maka dari itu, om hanya berniat aja. Lagian saat ini, Guanlin itu butuh kamu" Jackson berjongkok didepan Seongwoo, "Om minta tolong sama kamu. Om harap perlahan kamu bisa membuat Guanlin kembali normal lagi"

Seongwoo mengangkat tubuh Jackson supaya berdiri, "Iya om. Seongwoo usahain"

=====

Sanha terbangun ketika dia merasakan ada percikan air yang mengenai wajahnya. Dia mengerjap dan mendapati Yedam tengah memercikkan air ke wajahnya.

"Heh!" Sanha terduduk dan melemparkan gulingnya ke arah Yedam.

"Lagian udah siang juga, masih tidur" cibir Yedam kemudian meletakkan wadah air itu diatas nakas. Sanha menundukkan kepalanya sambil menguap. Matanya terpejam.

Yedam memutuskan untuk melompat ke tempat tidur Sanha hingga dia melonjak terkejut. Reflek tangannya memukul kepala Yedam.

Plak

Yedam meringis sambil mengusap kepalanya.

"Sakit tau"

"Lagian Lo kurang kerjaan banget. Keluar sono!" usir Sanha sambil mendorong tubuh Yedam supaya turun dari tempat tidurnya. Tubuh Yedam akhirnya jatuh kemudian dia berdiri sambil menatap Sanha yang kembali berbaring

"Guanlin udah sadar woi!" teriak Yedam lalu melemparkan guling yang tadi sempat mengenai tubuhnya. Sanha yang sebelumnya memunggungi Yedam, kini berbalik.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang