RM: 51

422 56 10
                                    


Sesampainya di IGD, Woojin tidak mendapati seorang pun disana. Kebetulan saja dari jauh, Mark berjalan mendekati mereka.

"Pah!" sapa Woojin lalu mendekatinya. Diikuti Yedam dan Sanha di belakangnya.

Seseorang dengan name tag 'Dr. Mark Paramatha' itu menghentikan langkahnya.

"Apa?"

"Guanlin sekarang dimana?"

"Guanlin tadi udah pindah ke lantai 3 nomer 35" ujar Mark.

"Ooh. Oke pah. Kita duluan ya" ujar Woojin lalu menyalami tangan Mark. Sanha dan Yedam terkejut sejenak melihat tingkah Woojin. Kemudian mereka mengikuti tingkah Woojin yang menyalami Mark lalu mengikuti Woojin menuju lantai 3.

"Itu tadi Woojin kan?" lirih Sanha yang tidak percaya apa yang dia lihat. Yedam hanya mengangguk.

Sekarang sedikit-sedikit Sanha menyadari kalau Woojin benar-benar sudah berubah. Mulai dari sikap Woojin tadi dihadapan Sanha.

Sesampainya di ruangan Guanlin, mereka langsung masuk kedalam.

Terlihat, Daniel tengah tertidur menunduk dengan posisi duduk sambil kedua tangan dilipat di dada bidangnya.

"Sstt.. bang Daniel tidur" lirih Woojin sambil berusaha berjalan tanpa suara. Yedam dan Sanha mengikuti di belakangnya. Namun Yedam agak tertinggal karena harus menutup pintu.

Klek

Sanha dan Woojin menoleh, "Ssttt" desis mereka bersamaan.

"Eh, kalian" ujar Daniel sambil menata duduknya lalu mengusap wajahnya.

"Lo sih" lirih Sanha sambil memukul bahu Yedam. Dia mengaduh.

"Bang. Udah bangun" balas Woojin sambil menyengir lalu mendekati Daniel dan duduk di sampingnya. Yedam dan Sanha ikut duduk di sofa yang masih kosong.

"Niel. Muka Lo kenapa?" tanya Yedam yang janggal dengan wajah Daniel yang terdapat luka lebam.

Daniel mencoba tersenyum meskipun sebenarnya menahan sakit, "Tadi kejedot pintu"

"Masa kejedot pintu sampek segitunya" ucap Yedam ragu. Sanha pun mengangguk setuju.

Woojin mengerti, Daniel tidak akan cerita kepada siapapun tentang perlakuan Jackson semalam.

"Eh, bang. Gimana Guanlin?" ujar Woojin mengalihkan. Sontak, Yedam dan Sanha langsung tertarik dengan pertanyaan Woojin dan melupakan rasa penasaran tentang luka Daniel.

"Iya bang. Gimana?" tanya Sanha.

Daniel menghela nafas lalu tersenyum. Seolah kejadian yang tak terduga semalam melintas di kepalanya. Ucapan Guanlin semalam membuatnya tidur nyenyak.

"Guan sayang bang Daniel"

Tanpa sadar, ternyata Daniel tengah melamun. Sampai tangan Yedam melambai di depan wajahnya. Namun Daniel masih melamun.

"Bang" panggil Woojin. Kemudian lamunan Daniel buyar.

"Huh?"

Woojin memutar bola matanya lalu tertawa kecil, "Ngelamunin apa hayo bang"

"Apaan sih"

"Jadi gimana bang, keadaan Guanlin?"

Daniel menghela nafasnya kembali, "Udah. Dia udah inget semuanya. Tinggal nunggu dia sadar. Soalnya semalem disuntik obat bius sama Om Mark"

Yedam dan Sanha menghela nafas lega. Sanha tersenyum ke arah Woojin sambil menganggukkan kepala. Kini dia percaya kalau ucapan Woojin benar adanya.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang