RM: 22

533 69 5
                                    


Guanlin berjalan menuju kelasnya dengan wajah kesal dan tidak bersemangat. Baru saja dia menyelesaikan hukuman dari pak Suga, kini dia harus bersiap menerima hukuman dari Macan, eh Bu Suzy.

Dia berhenti di depan jendela kelasnya seraya mengintip. Rupanya, setiap siswa maju untuk menunjukkan hasil rangkumannya. Perasaannya sekarang gelisah. Dia berjalan mondar mandir di depan jendela itu. Bimbang rasanya. Ingin masuk, tapi nanti dihukum. Kalau tidak masuk, ujung-ujungnya juga dihukum.

"Gue masuk ajalah. Lagian resikonya juga sama" setelah menyiapkan keberaniannya, Guanlin melangkah masuk ke dalam kelas. Dan langsung menuju ke bangkunya.

"Lin. Bentar lagi absen Lo" ujar Bomin dari belakang.

"Urut absen?"

Bomin mengangguk. Guanlin menghela nafas.

"Guanlin Alvino" panggil Bu Suzy dengan suara khasnya yang membuat semua siswa merinding. Guanlin beranjak lalu berjalan menghampiri Bu Suzy.

"Mana rangkuman kamu?"

"M-maaf Bu. Bu-buku saya ketinggalan" ucap Guanlin lalu menelan ludah.

"Keluar"

"Apa Bu?" jawab Guanlin gugup. Bu Suzy menatap lurus ke Guanlin dengan wajah menahan emosi.

"Berdiri di depan pintu. Dengan kedua tangan di telinga, satu kaki diangkat"

"Sekarang?"

"Nunggu lebaran monyet. Ya, sekarang" suara Bu Suzy semakin keras. Tanpa memperpanjang masalah. Guanlin segera keluar dan berdiri di depan pintu dengan kedua tangan di telinga dan satu kaki diangkat.

"Sampai kapan bu?"

"Sampai jam saya selesai" ucap bu Suzy ketus lalu melanjutkan memanggil para siswa yang lain.

Sial amat gue hari ini. Ya nasib.., batin Guanlin.

Dia sebenarnya malu. Karena posisi kelasnya itu adalah jalan alternatif menuju kantin. Jadi banyak siswa yang lewat disana. Tak sedikit yang menertawakannya. Guanlin hanya bisa menunduk malu.

Matahari mulai naik. Dan Guanlin masih menjalankan hukuman itu karena jam pelajaran Bu Suzy belum selesai. Tinggal beberapa menit lagi.

"Huft.. capek juga" keluh Guanlin. Di depan kelasnya terdapat bangku yang menempel permanen di tembok.  Rasanya ingin duduk segera. Namun tidak bisa. Lagian pintu kelas sejak tadi terbuka, jadi dia diawasi oleh Bu Suzy.

Tak lama kemudian, ada seorang siswa menghampirinya lalu menaruh sebungkus makanan di dekatnya. Guanlin bingung.

"Dari siapa?"

"Ada suratnya. Gue pergi dulu"

Dia tidak kenal dengan siswa itu. Tapi siapa yang mengirimi dia makanan. Sepertinya orang ini tau kalau Guanlin tengah lapar. Karena tadi pagi hanya makan telur. Di rumah juga tidak ada persediaan beras. Rencana tadi pagi ingin memasak mie instan. Dan ternyata sudah habis.

Guanlin melirik ke bungkusan itu. Dia menelan ludah. Cacing-cacing di perutnya mulai memohon supaya di beri makan.

Tringg.. tringg..

Guanlin tersadar dari lamunannya. Dia menoleh ke arah kelas. Terlihat Bu Suzy sedang berkemas. Setelah mengucapkan salam, beliau berjalan ke arahnya.

"Sudah. Lain kali jangan di ulangi. Besok kamu ke ruangan saya buat nunjukin rangkuman kamu" ujar Bu Suzy. Guanlin menurunkan tangan dan kakinya. Kemudian dia meregangkan otot-otot yang kaku.

"Iya Bu. Terimakasih" Bu Suzy kemudian pergi meninggalkan Guanlin.

"Eungh" Guanlin melenguh panjang. Akhirnya hukuman dari Bu Suzy selesai. Setelah ini entah apa lagi yang terjadi. Benar-benar sial hari ini.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang