RM: 43

419 67 3
                                    


Seongwoo berjalan melewati lorong rumah sakit sambil menarik tangan Woojin yang saat ini tengah kacau dengan pikirannya sendiri.

Jantung Woojin berdegup kencang. Sepertinya dia benar-benar takut bertemu dengan papa nya.

Tak lama kemudian mereka sampai di depan ruang rawat Guanlin. Seongwoo melepas pegangan tangannya lalu mengintip kedalam ruang rawat Guanlin dibalik pintu.

Hanya terdapat Daniel dan Guanlin. Kemana papa nya?

Woojin ikut mengintip lalu menghela nafas lega.

Kemudian Seongwoo membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan dengan Woojin dibelakangnya.

"Bang Seong!" sapa Guanlin sambil merentangkan tangannya dan disambut pelukan dari Seongwoo.

Daniel yang sedang duduk di sofa mencoba mengacuhkan pemandangan itu. Ya, Dia cemburu melihat adiknya dekat dengan Seongwoo. Namun dia juga harus paham karena ini hanya sementara waktu.

Woojin menghampiri Daniel dan duduk di sampingnya.

"Bang. Kenapa Lo sama Guanlin keliatan canggung gitu? Bukannya kalian tambah deket?" ucap Woojin. Daniel menoleh sambil mengerinyit.

"Maksud lo?"

"Guanlin pernah cerita ke gue. Dia katanya seneng banget abis jalan-jalan sama abangnya. Gimana sih" ujar Woojin lalu terkekeh sambil menepuk bahu Daniel.

Daniel mendengus kecil lalu menatap Woojin. Daniel mengerti, Woojin ternyata belum tau apa yang terjadi antara dirinya dan Guanlin.

"Ikut gue bentar. Kedepan" ujar Daniel lalu beranjak. Woojin ikut beranjak lalu mengikuti Daniel dari belakang menuju ke depan ruangan.

Woojin menoleh sekilas ke arah pintu lalu menatap Daniel.

"Kenapa bang?"

Daniel menarik tubuh Woojin lalu mereka berdua duduk kursi tunggu di depan ruangan.

Daniel menarik nafasnya lalu mulai bercerita tentang situasi yang terjadi antara dirinya dan Guanlin.

Woojin mendengarkannya dengan seksama. Terlihat dari ekspresi wajahnya nampak terkejut.

"Jadi. Yang dimaksud Guanlin tentang Abang itu, bukan Lo. Tapi bang Seong. Abang gue?" ucap Woojin dan dibalas anggukan oleh Daniel.

"Pantes aja gue ngerasa bang Seong lebih peduli Guanlin daripada gue. Percuma gue baik ke Guanlin tadi" keluh Woojin lalu terdiam. Sepertinya dia kesal. Dia beranjak dan ditahan oleh Daniel.

"Ini bukan salah Guanlin. Jangan Lo salahin Guanlin!" ucap Daniel yang seolah paham apa yang akan dilakukan oleh Woojin.

"Terus? Salah siapa?"

"Salah Lo sendiri" ujar Daniel dengan santai. Woojin mendelik tajam ke Daniel.

"Kok gue?" bantah Woojin.

"Kalo Lo gak rencanain balapan itu. Ini semua gak bakal terjadi" balas Daniel.

Merasa tidak terima, Woojin membalas, "Kalo juga Abang gak nyerempet dengan kasar. Ini juga gak bakal terjadi"

Tangan Daniel mengepal. Namun dia menahannya. Bukan waktunya untuk berkelahi. Lagipula yang berhadapan dengannya ini adik sahabatnya.

"Woojin"

Daniel dan Woojin menoleh bersamaan ke arah suara. Kemudian mereka berdiri dan menunduk.

"Akhirnya terungkap siapa dalang di balik kecelakaan Guanlin"

Daniel dan Woojin menelan ludah. Terlebih Woojin, dia kini membeku karena ketakutan.

"Om.. i-ini–"

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang