RM: 49

397 52 5
                                    


Jackson kini hanya bisa merutuki dirinya. Entah apa yang memengaruhi dirinya sehingga bisa membuat Daniel ikut masuk ke dalam IGD. Kini kedua putranya tengah menjalani perawatan di IGD.

Di ruang tunggu, dia hanya mengusak rambutnya. Sudah hampir satu jam, dokter belum juga keluar memberi kabar.

Maafin papa, maafin papa, gumam Jackson dengan gusar.

Drrtt drrtt

Dia meraih ponselnya yang berada disakunya.

Kesayangan
Gimana keadaan Guanlin di sana Pa?

Jackson mendengus. Dia tengah merasa bersalah. Di waktu yang sama, istrinya menanyakan tentang keadaan Guanlin. Ingin rasanya membalas baik-baik saja. Namun rasanya tidak mengenakkan hati jika harus berbohong. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah berbohong kepada istrinya begitupula sebaliknya.

Di ruang tunggu, dia hanya sendirian. Woojin sudah pamit untuk pulang karena besok harus bangun pagi dan sekolah. Ketika Woojin mengungkapkan permintaan maaf nya kepada Jackson karena sudah membuat Guanlin seperti ini, Jackson memaafkannya. Dia hanya menganggap itu sebagai kecelakaan dan tidak ingin memperpanjang masalah ini. Jackson dapat melihat permintaan maaf yang tulus dari Woojin, itu yang menyebabkan Jackson langsung memaafkannya.

Di dalam ruangan tersebut juga terdapat seorang Mark Paramatha yang ikut serta menangani Guanlin.

Jackson duduk lalu menatap ponselnya yang masih tertera pesan dari Sana, istrinya. Masih bingung ingin membalas apa. Jarinya bahkan kaku untuk mengetik sesuatu di ponselnya itu.

Perlahan pintu IGD terbuka. Jackson yang melihatnya langsung berdiri sambil menghela nafas lega, kemudian menyimpan ponselnya.

Mark keluar dengan stetoskop baru dia lepas dari telinganya dan digantungkan di lehernya.

"Gimana Mark?" ucap Jackson khawatir.

"Tenang-tenang. Semuanya baik-baik saja. Hanya butuh istirahat"

"Daniel?"

"Baik-baik aja. Cuma ada luka lebam di wajahnya"

"Kalo Guanlin?"

"Mungkin tadi itu, tenaga Guanlin dihabiskan untuk berdiri tegap. Lalu langsung pingsan karena tenaganya habis. Kini biarkan dia beristirahat sampai dia sadar dengan sendirinya" ujar Mark. Jackson hanya mengangguk.

"Oh iya. Setelah Daniel sadar, bisa langsung pulang" lanjut Mark sebelum benar-benar pergi dari hadapan Jackson.

Pria paruh baya itu kembali duduk lalu mengambil ponselnya. Dengan santai, dia membalas pesan istrinya.

To: Kesayangan
Tenang. Semua baik-baik saja. Besok pagi aku pulang. Kantor baik-baik saja kan?

Akhirnya Jackson bisa tersenyum lega. Kedua putranya kini tengah beristirahat dan dirinya juga butuh istirahat karena besok pagi, dia harus kembali ke Surabaya untuk bisnisnya.

=====

Tidak biasanya Sanha berangkat telat seperti hari ini. Dengan wajah yang kusut dia mengikuti arahan Pak Suga yang membina para siswa yang terlambat.

"Tumben telat? Gantiin posisi Guanlin?" ujar Pak Suga dengan nada datarnya. Sanha hanya diam tidak menjawab.

Males sekolah pak, batin Sanha.

"Siswa kelas 10 di sebelah sana. Siswa kelas 11 di sana dan kelas 12 di sana" ujar Pak Suga sambil menunjuk tempat yang dimaksud. Semua siswa mengangguk lalu bergerak sesuai arahan. Sedangkan Sanha hanya diam ditempat. Sepertinya dia tidak mendengar apa yang dikatakan Pak Suga.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang