RM: 31

704 107 36
                                    


"Kakak dimana?"

"Kakak udah dirumah San. Kamu mending jagain Guanlin aja dirumah sakit"

"Kakak tau darimana soal Guanlin?"

"Tadi ada temennya Daniel keceplosan soal ini"

Sanha tersenyum tipis, pasti Jeno. Kan mulutnya gabisa dikontrol

"Oh. Kakak pulang naik apa?"

"Tadi untungnya ada taksi. Kamu tenang aja. Kakak bisa jaga diri"

Sanha menghela nafas, "Yaudah. Udah dulu kak. Bye"

Sanha memasukkan ponselnya kedalam sakunya. Wajahnya khawatir karena sejak tadi, dokter belum keluar dari ruang IGD. Kemudian dia duduk di kursi tunggu.

Dia mengambil kembali ponselnya lalu memandangnya, "Gue kasih tau Bang Seongwoo gak ya?"

Jemarinya bimbang untuk menekan tombol di ponselnya itu. Namun seketika di memasukkan kembali ponselnya. Dia tidak ingin Seongwoo khawatir.

"Gimana?" Tiba-tiba Yedam datang dan menghampirinya. Sanha menoleh.

"Belum ada kabar"

Yedam mendengus kesal. Dia duduk disamping Sanha dan mengusap wajahnya frustasi.

"Lo kesini naik paan?"

"Motor lo. Untung aja kunci motornya masih nancep disana. Motor gue hancur lebur"

"Gak papa. Besok Lo bawa aja ke bengkel pribadi gue"

"Makasih San"

"Bang Daniel gimana?"

"Bodoamat"

=====

Seongwoo melepas helmnya ketika sampai dirumah. Ya, dia memutuskan untuk pulang lebih awal setelah mendapat firasat buruk. Sekarang sudah jam setengah satu. Di garasi rumah tidak ada motor satupun, membuat Seongwoo curiga.

Kakinya melangkah masuk ke dalam rumah. Suasananya sangat sepi. Tidak ada orang dirumah.

"Abang pulang" sapanya. Seongwoo berpikir kalau ini merupakan salah satu rencana Guanlin untuk kejutannya. Dia terus menelusuri rumah itu. Namun tidak terjadi apa-apa.

"Lin.."

Seongwoo berjalan mengendap-endap menuju kamar Guanlin.

"Ba!" seru Seongwoo ketika membuka pintu kamar Guanlin. Namun tidak ada apa-apa. Ekspektasinya tidak sesuai dengan realita.

Brak!

Seongwoo menoleh. Dia menuju ke ruang tengah.

"Jin! Lo dimana!?" teriak Daniel yang tiba-tiba datang setelah mendobrak pintu.

"Niel. Kenapa?"

Amarah Daniel menurun. Dia menghampiri Seongwoo dengan berkaca-kaca dan terisak.

"Seong.."

"Lo kenapa Niel?" Daniel tiba-tiba memeluknya. Seongwoo merasakan pundaknya basah. Jelas, Daniel sedang menangis.

"Niel. Lo kenapa sih?"

"Gue Abang yang gak guna" gumam Daniel disela tangisnya.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang