RM: 46

384 44 1
                                    


Sanha membelalakkan matanya lalu mengerutkan keningnya, "Apa?"

Meskipun dalam keadaan terkejut, tangan Sanha tetap senantiasa menyuapi Guanlin.

"Yang Lo maksud. Pestanya Rocky kan?" jawab Guanlin di sela mengunyahnya.

Sanha menatap Guanlin sambil berkaca-kaca. Kemudian dia meletakkan wadah bekal itu di atas nakas.

Grep

Sanha memeluk erat Guanlin sambil memejamkan matanya bahagia.

"Lo inget lin.. Makasih Tuhan.." ujar Sanha.

Guanlin terdiam karena bingung.

"San? Lo gak papa?" Guanlin menepuk punggung Sanha dengan tangan kirinya. Tak lama kemudian, Sanha menjauhkan badannya sambil mengusap air matanya yang sempat menetes.

"Gak papa. Gue bahagia sekarang" ucap Sanha sambil tersenyum lebar.

Dia mengambil wadah bekalnya tadi yang masih tersisa beberapa suapan lalu melanjutkan menyuapi Guanlin.

G-gue ngerasa, puzzle di otak gue mulai tersusun. Gue kenapa sebenernya, batin Guanlin.

=====

Daniel mondar-mandir khawatir di depan rumahnya. Bagaimana tidak? Motornya sudah di bawa Woojin pagi tadi dan sekarang sudah hampir pukul 5 petang.

Mulutnya tak berhenti menggerutu. Pasalnya, sejak pukul tiga sore, Jackson menghubunginya terus dan menanyakan keberadaanya. Daniel paham, kenapa Jackson sampai menghubunginya berkali-kali.

Dari jauh, terdengar bunyi yang tak asing baginya. Daniel menghela nafas lega sambil  memandang ke jalanan.

Dugaannya benar, Woojin pulang. Namun raut wajahnya terlihat ketakutan.

"Akhirnya Lo pulang"

Woojin memberhentikan motor milik Daniel tepat di depan sang pemilik.

"Bang" ujar Woojin setelah melepas helmnya.

"Apa?" Daniel menatap Woojin.

"Papa. Dari tadi telpon mulu. Gue takut bang"

"Nah. Gue juga, dari tadi gue nungguin motor gara-gara gue di telpon terus sama papa gue"

"Jadi gimana bang?" Nada suara Woojin terlihat khawatir.

Daniel terdiam sejenak, "Jin. Gue saranin Lo berubah mulai sekarang"

"Apa?"

"Denger. Lo berubah, kita bakal selamat. Kita gak bakal dilaporin polisi"

"Kenapa harus gue?"

"Lo mau kita masuk penjara. Masa depan kita masih jauh. Kalo sekarang kita udah terjerat hukum, susah Lo hidup ke depannya"

"Iya. Tapi kenapa harus gue?"

"Karena Lo kunci permasalahan ini. Kalo gue yang berubah, mungkin gak ada efeknya karena bukan gue yang bikin Guanlin begitu dan Lo sendiri udah ngaku ke papa Lo kalo Lo penyebab semua ini"

Woojin terdiam. Ada benarnya ucapan Daniel.

"Inget Jin. Buktiin ke papa Lo. Kalo Lo bisa jadi orang yang berguna" ujar Daniel sambil menepuk bahu Woojin.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang