RM: 9

846 92 3
                                    


"Argh!" Chungha menutup telinganya dan menutup matanya. Dia sudah berusaha melupakan insiden itu. Namun, setelah Yedam datang kepadanya, insiden itu berputar kembali di ingatannya.

"Kak!" ujar Sanha panik dan langsung memberikan air minum yang baru saja dia ambil dari dapur.

Setelah meminumnya sampai habis, Chungha menyerahkan gelas kosong itu pada Sanha. Lalu gelas itu diletakkan Sanha di atas meja.

Sanha memeluk Chungha dengan penuh kasih sayang.

"Sudahlah kak. Yang lalu biarlah berlalu" ujar Sanha menenangkan Chungha yang masih terisak.

Chungha kenal dengan Yedam karena waktu itu pernah kerumah nya untuk mengerjakan tugas kelompok dengan Sanha juga Guanlin.

Waktu itu bertepatan Sanha dan Guanlin keluar sejenak untuk membeli peralatan yang dibutuhkan. Sedangkan, Yedam menunggu di ruang tamu.

Yedam hanya bersandar di sofa ruang tamu dirumah Sanha. Sesekali bermain hp untuk menghilangkan bosan.

Tiba-tiba terdengar teriakan dari arah dapur. Yedam langsung beranjak menuju dapur untuk melihat situasi.

Terlihat Chungha tengah mengibaskan tangannya sambil meringis kesakitan.

"Kenapa?" tanya Yedam khawatir. Chungha menoleh ke Yedam. Yedam melihat darah mengalir di jari tangan kiri Chungha. Tanpa menunggu jawaban Chungha, Yedam meraih tangan Chungha lalu dibawanya ke ruang tamu dan mendudukkannya.

"P3K dimana?" tanya Yedam mulai khawatir.

"Di dapur, didalam lemari atas kulkas" ucap Chungha sedetail mungkin. Yedam langsung menuju tempat yang dikatakan Chungha. Tak lama kemudian, Yedam kembali dengan membawa kotak P3K. Lalu membuka kotak itu dan mengambil obat merah juga perban.

Dengan hati-hati, Yedam mengobati jari tangan kiri Chungha.

"Ah" pekik Chungha.

"Maaf, maaf. Bentar lagi"

Hanya butuh waktu 5 menit Yedam mengobati Chungha. Yedam menutup kotak P3K lalu mengembalikannya ke tempatnya. Kemudian kembali menemui Chungha.

"Masih sakit?" tanya Yedam.

Chungha menggeleng pelan.

"M-makasih"

"Sama-sama" balas Yedam lalu tersenyum. Kemudian mengulurkan tangannya.

"Yedam" Chungha membalas uluran tangan Yedam.

"Chungha" beberapa detik kemudian jabattangan mereka lepas.

"Lain kali hati-hati ya kak!" ujar Yedam mengingatkan. Chungha membalas anggukan dan senyuman. Kemudian dia bangkit dan kembali ke dapur.

"Sungguh menawan"

=====

Sebuah motor melaju dan mencapai finish. Lalu motor itu menepi. Tak lama kemudian, beberapa orang datang.

"Niel! Hebat Lo!" puji Yuta sambil bertepuk tangan. Sang pengendara motor membuka helm nya lalu mengibaskan rambutnya yang lebat.

"Makasih bro! Lumayan lah" sahut Daniel lalu terkekeh kemudian turun dari motornya dan tos dengan sekumpulannya.

Mereka kemudian duduk di atas tikar yang sudah mereka sediakan.

"Hebat Lo bang!" ujar Woojin yang langsung menghampiri Daniel ditengah kumpulan itu. Dibelakangnya terdapat Felix,Jeno, dan Lucas.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang