RM: 36

585 87 11
                                    


Sanha melangkah menjauh. Dia sendiri bingung kenapa Guanlin menjadi seperti ini.

"Halo. Dam"

Diseberang sana masih terdiam. Sanha mengerinyit.

"Dam?"

"Eh iya San"

"Lo denger ucapan Guanlin ya?"

"Hm"

"Gue juga gak tau kenapa Guanlin jadi gini. Jangan-jangan.."

"Apa?"

"Lo belum bayar utang ya. Hayolo, gue gak ikut-ikut"

"Sialan Lo! Sekarang lo dimana?"

Sanha mengitari pandangannya, "Di deket pohon"

"Ah yang bener Lo. Disini banyak pohon"

Sanha tertawa, "Mending Lo tunggu di IGD. Kita mau balik soalnya"

"Oke oke"

Sanha memasukkan ponselnya kedalam saku lalu menghampiri Guanlin.

"Lin. Kita balik ke kamar ya" ujar Seongwoo.

Guanlin mendongak lalu menggeleng. Seongwoo menghela nafas kemudian memberi pengertian kepada Guanlin sampai akhirnya Guanlin menganggukkan kepala. Sanha masih bingung. Jadi dia hanya memerhatikan tanpa ikut campur mulut.

"Lin. Biar gue yang dorong ya" Sanha menawarkan dirinya untuk mendorong kursi roda Guanlin dan dibalas anggukan pelan. Sanha mendorong pelan kursi roda itu. Seongwoo mengikutinya dari belakang. Mereka menuju ke ruang IGD.

Dari jauh, nampak Yedam dan Daniel duduk di ruang tunggu di depan ruang IGD. Terlihat mereka canggung namun keduanya nampak sedih.

Sanha dibuat bertanya-tanya dengan sikap semua orang disekitarnya. Dia memberhentikan kursi roda Guanlin tepat di depan Yedam dan Daniel. Namun Daniel tetap terduduk sedangkan Yedam berdiri dan menatap Guanlin. Tetapi sepertinya Guanlin mengalihkan pandangannya.

"Lin" lirih Yedam

"San. Gue mau masuk" Dengan terpaksa Sanha menuruti Guanlin dan mendorong pelan masuk ke dalam ruang IGD. Sedangkan Seongwoo menunggu di luar bersama Yedam dan Daniel.

Yedam beralih menatap Seongwoo, "Bang. Jadi bener Guanlin itu gegar otak?"

Seongwoo terdiam lalu mengangguk. Yedam memejamkan matanya lalu terduduk dan menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. Kini posisinya sama seperti Daniel yang tidak dianggap oleh Guanlin.

Yedam mendahului menuju IGD. Dia melihat Daniel yang terlihat gelisah sambil duduk dan mengusap wajahnya. Dia menghampiri Daniel dan duduk disampingnya.

"Lo kenapa? Nyesel nabrak Guanlin?" celetuk Yedam. Daniel menoleh.

"Mana ada orang yang puas habis nabrak orang yang disayang? Masih nanya lagi" balas Daniel.

"Terus, kenapa bukan Lo yang nemenin Guanlin di taman? Abang model apa-"

"Lo gak usah nyalahin gue! Lo gak usah kompor di situasi kayak gini!" bentak Daniel yang memenuhi lorong rumah sakit. Yedam mengedarkan pandangannya untuk mengawasi suasana.

"Gak perlu teriak kali. Ini rumah sakit" lirih Yedam.

"Siapa yang mancing? Mending Lo diem aja kalo gak tau apa-apa"

"Emang Guanlin kenapa?"

Daniel terdiam. Itu membuat Yedam penasaran, "Kenapa?"

"G-guanlin. Kena.. gegar o-otak" Daniel menangkup wajahnya dan sepertinya menahan air matanya.

Remember Me! | NielGuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang