[Complete] Daniel sebenarnya sayang kepada Guanlin. Dia hanya gemas dengan adik satu-satunya itu.
Sampai sebuah kejadian fatal terjadi.
Daniel menyesal.
"Gue sayang sama lo Lin. Gue enggak benci sama lo. Gue ini Daniel. Abang kandung lo" - Daniel
"G...
Guanlin terbangun ketika mendengar suara motor Woojin yang melaju pergi. Dia duduk bersandar sambil memeluk guling lalu melamun.
"Kata Sanha gue gak boleh keluar malem ini. Tapi kalo gue pengen deket sama bang Daniel gue harus keluar malem ini. Harusnya bangun tidur gue bisa milih. Kok gue bingung lagi" Guanlin mendesah pelan. Dia meraih ponselnya.
Setan Dateng ke Epicsentral sekarang. Lo harus pake jaket, sarung tangan dan celana warna pastel
Guanlin agak terkejut saat melihat pesan itu. Namun teringat seketika kalau dia sudah menyimpan nomor pengirim yang menerornya dengan nama 'Setan' karena dia tidak tau siapa pengirimnya. Dia membacanya lalu mengerutkan keningnya bingung.
Ini orang ngajak gue ke Fashion Show apa? Pake ditentuin segala pakaiannya. Untung gue punya, batin Guanlin.
Dia meletakkan ponselnya di kasurnya lalu dia beranjak menuju kamar mandi. Tak lama kemudian dia kembali lalu segera memakai pakaian yang di anjurkan oleh si setan:v
Memakai kaos berwarna putih dengan angka 1 tercetak di kaos itu. Lalu memakai celana panjang berwarna pastel. Kemudian dia mengenakan jaket navy juga sarung tangan. Guanlin kini berdiri di depan cermin seraya menata rambutnya. Style rambutnya yang sebelumnya belah samping berponi, kini dibuatnya menjadi acak berponi. Jika dilihat dari style rambut Guanlin saat ini, mungkin tidak ada yang percaya kalau dia itu kutu buku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Style sebelumnya)
(Style rambut sesudahnya)
Ketika dia meraih ponselnya, dia teringat dengan pesan Sanha di telfon tadi.
Gue pergi gak ya? Eh tapi kata Sanha kan malem. Sedangkan gue perginya sore. Gak papa lah, batin Guanlin dengan polosnya.
=====
Sesampainya disana, Guanlin disambut berbagai tatapan aneh dari mereka. Apalagi saat dia melepas helmnya.
