Bad Day
Kalau saya yang salah, salahkan saya. Bukan hijab saya!
-Noraelzo-
Nora sudah siap untuk berangkat ke sekolah hari ini. Ia membenarkan letak hijab putihnya di depan cermin sebelum benar-benar meninggalkan kamar dan menuju ke bawah.
Nora menuruni tangga rumah dengan perlahan. Ada rasa cemas yang sedari tadi berkelibat di hati kecilnya itu. Ia sedang memikirkan sebuah cara. Yaitu cara menjelaskan ke anak-anak basket pasal baju yang terbuang sia-sia kemarin. Tapi bagaimana caranya?
"Nora."
Suara barusan membuat Nora termenung di tempatnya. Nora menatap Mamanya yang berada di bawah tangga sana yang juga sedang menatap ke arahnya dengan canggung. Hawa dingin mulai terasa.
Nora menghampiri Mamanya dengan langkah yang agak dipercepat.
"Ada apa, Ma?"
Nora menatap Mamanya yang sudah nampak rapi dengan setelan kerjanya. Rambut Mamanya masih nampak hitam meski diusianya yang sudah tidak muda lagi seperti saat ini. Mamanya dan Irene memang tak mengenakan hijab seperti Nora.
"Mama ada urusan mendadak. Mbok Lastri baru aja ke pasar," ucap Fara.
"Kamu bisa kan jagain Zeo dulu sampai Mbok Lastri pulang?" tambah Mamanya dengan suara dingin.
"Loh Ma, Nora kan mau sekolah." jawab Nora dengan raut khawatir. Khawatir kalau Mamanya marah karena ucapannya barusan. Apa Mamanya, tidak melihat kalau Nora sudah memakai seragam lengkap seperti saat ini?
"Oh.. Jadi kamu menolak perintah Mama?"
"Bukan gitu maksud Nora Ma." jawab Nora setenang mungkin.
"Kalau bukan itu apa?!"
Suara Mamanya meninggi.
"Ma--"
"Kamu itu nggak kaya Irene, yang selalu patuh sama omongan Mama." ucapnya keras.
"Kamu itu bisanya nyusahin orang tua dan nggak berguna!"
DEG!
Dada Nora menjadi sesak bak di hantam sesuatu yang amat keras. Mata Nora pun sudah berkaca-kaca setelah mendengar kalimat menusuk yang dilontarkan Mamanya barusan. Nora menyeka air matanya yang akan menetes.
"Yaudah kalo itu mau Mama. Nora akan jagain Zeo."
"Nggak perlu. Kamu bisa pergi sekarang!"
Setelah mengatakan kalimat terakhirnya, Fara meninggalkan Nora yang masih terdiam di tempatnya. Hati Nora sakit mendengar penolakan Fara barusan.
"Ma!"
"Apa sih sebenarnya salah Nora sama Mama!?"
Teriakan Nora barusan membuat Fara, menghentikan langkah lalu menatap balik Nora.
"Apa salah Nora sampai ngebuat Mama segitunya benci sama Nora?" suara Nora bergetar.
Fara mengepalkan tangannya, giginya berceletuk dan amarahnya sudah di ubun-ubun. Nora membuatnya semakin marah. Kilatan kebencian terlihat di mata wanita paruh baya itu. Tapi ia masih diam.
"Nora udah sabar dari dulu Ma. Nora selalu terima hinnaan, cacian, celotehan dari Mama. Semuanya udah Nora terima. Tapi apa?!"
Nora semakin menjadi. Semua benteng yang ia bangun tinggi-tinggi sudah roboh.
"Ngomong Ma! Ngomong! Jawab, apa salah Nora?!" pinta Nora dengan berlinang air mata.
"Wah... mulai berani kamu ya. Apa ini cara anak berbicara dengan orang tua?" bentak sang Mama yang akhirnya mengeluarkan suara. Nora tak sedikitpun berniat seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORAELZO [ END ]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ---- "Lo udah cari masalah, sama gue. Gue nggak akan lepasin lo segampang itu." kata Elzo, "sekarang, ikut gue ke lapangan!" "Mau ngapain?" tanya Nora kaget karena perintah Elzo barusan. Pasti ada yang tidak beres. "Jadi babu...