Dengan Caramu
Bersikap tidak peduli dengan perasaan itu sulit.
-Noraelzo-
Siang menjelang sore, Kenan sedang duduk di bangku panjang yang ada di sebuah taman sambil memainkan ponselnya. Di bawah pohon rindang yang membuat ia terlindung dari sinar matahari.
Nora yang melihat itu langsung saja berjalan ke arah Kenan dengan cepat.
"Kak Kenan? Udah lama?"
Kenan menoleh mendengar panggilan barusan. Ia beralih menatap Nora dan memasukkan ponselnya ke dalam jaket.
"Nggak kok, baru nyampe juga. Duduk dulu Nor."
Nora mengangguk. Dengan ragu ia duduk di samping Kenan dengan menjaga jarak tentunya.
Kenan menangkap raut penasaran di wajah Nora, mungkin Nora masih bingung kenapa ia mengajaknya bertemu.
"Ada apa kak? Nggak biasanya, ngajak ketemu kaya gini."
"Gue mau nunjukin sesuatu."
"Hem? Sesuatu apa, Kak?" tanya Nora penasaran.
Kenan mengulas senyum lalu mengeluarkan ponselnya lagi. Setelah beberapa saat mencari cari sesuatu di dalamnya, Kenan langsung menyerahkan ponsel itu kepada Nora.
Nora menatap Kenan dan ponselnya secara bergantian.
"Coba lo lihat."
Nora menerima ponsel Kenan lalu melihatnya.
Sebuah foto terpampang jelas di sana. Elzo sedang menyerahkan balon merah jambu ke Mang Sarwi. Nora ingat betul balon itu. Balon merah jambu bertuliskan maaf yang Nora terima waktu itu.
"Itu bukan dari Mamang, Non."
Wajah ceria Nora berubah jadi bingung.
"Kalau gitu dari siapa, dong?"
"Itu tadi balonnya ada di pos. Nah, ada surat yang isinya balon itu suruh dikasih ke Non Nora. Jadi Mamang kasih, tapi nggak tahu siapa yang suruh." jelasnya pada Nora yang masih bingung mencerna kalimat yang baru diutarakan Mang Sarwi barusan.
"J-jadi, sebenarnya balon waktu itu dari Kak Elzo?" ucap Nora dengan suara bergetar, menatap Kenan setelahnya. Nora seperti anak kecil yang tidak tahu apapun sama sekali. Jadi dapat Nora simpulkan, Elzo dan Mang Sarwi bersekongkol waktu itu. Huh, Nora merasa dibohongi.
Kenan mengangguk.
Nora menatap tak percaya. Kenapa ia baru tahu meski sudah selama ini?
"Payung sama jaket yang gue kasih ke lo, waktu lo neduh di pos satpam itu sebenarnya juga dari Elzo, Nor."
Nora rasa sering diberi kejutan hidup akhir-akhir ini.
Nora tertawa renyah, tapi entah kenapa terdengar pilu. Kenapa Elzo harus repot-repot melakukan itu semua?
"Kenapa?"
Kenan menggeleng.
"Gue sendiri juga nggak tau, Nor. Tapi, gue rasa Elzo bener-bener sayang sama lo. Dia tulus sama lo."
Nora tertegun mendengarnya.
"Kalau sayang sama Nora kenapa Kak Elzo dari awal selalu kasar sama Nora? Guyur Nora pakai air waktu itu? Terus suruh Nora jadi babu anak basket, maki Nora seenaknya, suruh Nora seenaknya. Itu yang namanya sayang, kak? Nora sebenarnya nggak ngerti sama sikap Kak Elzo selama ini. Mau dia apa sih sebenarnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NORAELZO [ END ]
Fiksi Remaja[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ---- "Lo udah cari masalah, sama gue. Gue nggak akan lepasin lo segampang itu." kata Elzo, "sekarang, ikut gue ke lapangan!" "Mau ngapain?" tanya Nora kaget karena perintah Elzo barusan. Pasti ada yang tidak beres. "Jadi babu...