Baju Basket Lagi
Daripada hati lo terus-terusan tersakiti sama dia yang belum pasti, mending lupain aja. Nggak bisa? Ya usaha.
-Noraelzo-
"Hoi! Tanding basket dimajuin lusa!"
Teriakan Agam barusan membuat semua orang menuju ke pinggir lapangan basket untuk mendekatinya. Elzo, Abi dan Kenan yang sedang sibuk latihan langsung lari kearahnya setelah mendengar itu.
Nora, Anabel dan Tisya yang sedang menyaksikan saat itu pun juga ikut mendekat.
"Coba liat!" Elzo meminta ponsel yang sedang dibawa Agam lalu berdecak sebal setelah membaca isi pesannya.
Mereka menampilkan muka masam secara bersamaan sambil berkacak pinggang dengan menatap lantai di bawahnya, lalu menghela nafas berat.
Bagaimana pun juga, ini pertandingan terakhir untuk mereka di kelas 12, dan itu sangat penting karena mereka menjadi tuan rumah. Maka dari itu mereka semua berlatih sangat keras selama ini untuk pertandingannya agar tidak mempermalukan sekolah.
"Baju basketnya aja belum jadi, kan? Gimana mau tanding?!" seru Elzo menatap Nora tajam setelahnya.
Nora merasa bersalah, Nora sungguh tidak ingin menjadi perusak kerja keras mereka selama ini.
"Emang pesanan baju basketnya belum jadi ya, Kak?" tanya Tisya di tengah-tengah mereka.
"Belum tahu Sya. Takutnya ya kalau belum jadi itu. Kan repot, masa, tanding basket pake seragam?" balas Agam masih dengan raut wajah kecewa.
"Emang nggak ada baju yang lain, ya?" tanya Tisya lagi.
"Ada sih. Tapi ini seragam khusus, yang ngasih kepala sekolah langsung buat dipake waktu tanding nanti."
Nora kaget. Menyesali karena sudah menghilangkan baju basketnya.
"Maaf! Nora bener-bener minta maaf. Semua ini gara-gara kecerobohan Nora waktu itu. Sekali lagi Nora minta maaf."ucap Nora merasa bersalah. Abi, Kenan dan Agam hanya menganggukkan kepala seraya tersenyum. Tidak mempermasalahkannya.
Elzo duduk di lantai lapangan karena belum menemukan titik temu. Dirinya dan anak-anak basket juga tidak memberitahu pihak sekolah kalau baju basketnya hilang. Jadi tidak ada gunanya juga memberitahu semuanya diwaktu yang sudah seperti ini.
"Kaptennya kemana, sih? Dalam keadaan begini bisa-bisanya malah nggak ada?!" marah Elzo karena tidak melihat Catra sama sekali, Catra juga tidak ikut latihan sejak tadi yang entah kenapa semakin membuat Elzo kesal. Tidak bertanggung jawab.
Situasinya sungguh tidak mengenakan sekarang. Semua orang gelisah.
"Kok pada tegang sih?" celetuk Livia yang baru saja datang membuat semua mata tertuju padanya.
Tisya dan Anabel saling memandang satu sama lain, karena kaget akan kedatangan adik kelas cantik yang sering bersama Elzo itu. Tapi tidak dengan Nora yang hanya diam karena tambah merasa bersalah mengingat belum membalas pesan chat dari Livia waktu itu.
"Kamu ngapain disini Liv?" tanya Elzo setelahnya.
"Nggak suka ya, kalau ada aku disini?" balasnya sambil duduk di sebelah Elzo dan bergelayut manja di lengan Elzo yang sontak membuat Tisya melotot. Anabel menepuk bahu tisya lalu balik memelototinya, temannya yang satu ini masih ngefans dengan Elzo ternyata. Tisya hanya bisa gigit jari melihat kemesraan mereka berdua.
Nora bergeming dengan fikirannya sendiri, kalau mereka tidak pacaran kenapa bersikap layaknya sepasang kekasih?
"Inget woi! Ini sekolah, jangan gelendotan gitu ya, Mas, Mbak. Bikin orang mikir yang enggak-enggak aja! Sakit mata gua!" ucap Abi tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORAELZO [ END ]
Genç Kurgu[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ---- "Lo udah cari masalah, sama gue. Gue nggak akan lepasin lo segampang itu." kata Elzo, "sekarang, ikut gue ke lapangan!" "Mau ngapain?" tanya Nora kaget karena perintah Elzo barusan. Pasti ada yang tidak beres. "Jadi babu...