16. ROTI DAN MINUMAN

3.4K 215 23
                                    

Roti dan Minuman

Jangan sampai kamu merebut kebahagiaan orang lain demi menjadikan diri lebih bahagia, sebab akhirnya kamulah yang tidak akan bahagia.

-Noraelzo-

"Oh my god! Gue masih nggak nyangka tipe Kak Catra kaya si Uler Keket! Menang banyak tuh si Katrina." teriak Tisya heboh sambil menatap ponsel di genggamannya yang menampilkan Catra sedang menembak Katrina di lapangan. "lo jangan lihat Nor. Bahaya!"

Nora yang sedang mengaduk-aduk es tehnya sedari tadi diam seketika. Tisya tidak tahu saja kalau Nora sudah menyaksikan kejadian itu. Secara live pula.

"Udah gue bilangin kan, lupain dia! Ngeyel sih lo." ucap Anabel kepada Nora yang sedari tadi hanya diam.

"Eh tapi, kenapa Kak Catra mau sama dia ya?" celetuk Tisya.

Anabel menatap tajam Tisya.

"Ya mau lah. Cowok kalau disodorin cewek cantik ya langsung ijo tuh mata!" ketus Anabel seperti biasa.

"Tapi dulu Katrina sempet ditolak Kak Elzo kan? Atau jangan-jangan dia guna-guna Kak Catra karena nggak mau ditolak lagi?" ucap Tisya, secara kan Catra orang baik dan Katrina terkenal sangat ganjen. Tidak imbang sama sekali.

"Cinta ditolak dukun bertindak!" tambah Tisya ngawur lalu menyeruput es teh miliknya.

"Bisa aja sih." jawab Anabel sambil mengangguk-anggukkan kepala.

"Itu mienya cepetan dimakan. Udah pada melar tuh!" ucap Nora karena kedua temannya berkicau terus-menerus membicarakan orang lain. Kantin pun sudah mulai sesak dan Nora ingin segera pergi.

Anabel dan Tisya mulai menghabisakan makanan dan minuman masing-masing.

"Dan jangan suudzon sama orang lain. Apalagi menuduhkan sesuatu yang belum tentu dia lakukan. Nggak baik itu." ucap Nora sambil menatap kedua sahabatnya.

"Gue salut sama lo Nor. Lo masih bisa lapang dada dan baik sama orang yang udah ambil kebahagiaan lo dan lo nggak marah sama sekali. Lo nggak merencanakan balas dendam dan rebut Kak Catra dari Katrina, kan? Gue kira sih lo nggak mungkin ngelakuin hal konyol itu," Tisya menjeda kalimat karena mulutnya masih penuh dengan mie. "sebenernya lo makan apasih? Sampai bisa sekuat ini? Iri gue." lanjut Tisya menatap Nora dengan seksama.

Nora tersenyum simpul. "Lha terus Nora harus gimana? Nangis? Teraik-teriak? Mohon-mohon supaya Kak Catra ada di sisi Nora? Nora nggak mau kaya gitu, Nora mau dicintainya nanti secara tulus. Bukan karena paksaan."

"Nora nggak mau merebut sesuatu yang bukan hak Nora, karena Nora tahu, ketika sesuatu yang paling berharga dan kita sukai diambil orang lain tuh rasanya sakit dan nggak enak. Nora nggak mau orang lain ngerasain itu. Mungkin sekarang Kak Catra sama Kak Katrina. Tapi kita nggak tahu selanjutnya kan? Nora selalu berdoa semoga semua yang terjadi itu yang terbaik untuk semuanya. Karena kalau kita merebut kebahagiaan orang lain, kita sendiri yang selamanya nggak akan pernah bahagia."

Kenapa Nora sok tegar dihadapan teman-temannya? Waktu tahu Catra dan Katrina baru jadian saja, Nora nangis tiada henti. Nora tersenyum getir, kasihan dengan dirinya sendiri.

"Jadi lo masih berharap sama dia, Nor?" tanya Anabel setelah mendengar pernyataan Nora.

"Ha?"

Nora tidak tahu akan menjawab apa. Tapi jika disuruh jujur, hati Nora itu masih ada untuk Catra.

"Udahlah, jangan kaya anak kecil! Cowok nggak cuma ada satu di dunia ini. Sampai kapan mau sakitin diri sendiri kaya gini?" ucap Anabel emosi.

Nora termenung, bingung ingin menjawab apa.

NORAELZO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang