Payung dan Hujan
Berhentilah berpura-pura seolah semuanya baik-baik saja. Hatimu bukan baja.
-Noraelzo-
Tok! Tok! Tok!
Nora yang sedang asik belajar sedikit terusik karena ketukan pintu di kamarnya yang diketuk dengan tidak sabaran.
Tok! Tok! Tok!
"Nor? Ini Kakak," teriak Irene dari depan kamarnya.
Nora meletakkan bolpoin di tangannya lalu tertunduk gusar di atas meja belajar. Nora belum siap bertemu dengan Irene setelah ia menuduhnya tanpa bukti saat di sekolah. Ya, poster anak haram itu. Mengingatnya saja sudah membuat Nora benci. Siapa orang itu? Nora belum tahu sampai sekarang.
Nora tidak tahu sampai kapan ia akan bicara lagi dengan Irene. Tapi untuk saat ini Nora belum siap.
"Yah Nor, udah tidur, ya?" tanya Irene dengan nada kecewa.
Nora masih diam tak berniat membukakan pintu. Jujur, Nora tidak ingin ada kegaduhan lagi.
Samar-samar Nora mendengar langkah kaki yang menjauh. Mungkin Irene sudah pergi.
Nora melihat jam yang menunjukan pukul delapan. Masih ada waktu untuk belajar.
Nora kembali berkutat dengan materi dan contoh-contoh soal di depannya sebelum sebuah ketukan pintu terdengar lagi membuat Nora frustasi.
Tok! Tok! Tok!
Brak!
Nora melempar bukunya asal asalan. Entah kenapa Nora sangat sensitif akhir-akhir ini.
Nora menghela nafas panjang. Kenapa orang-orang tidak membiarkannya tenang barang sedetik saja?
Tok! Tok! Tok!
"Non? Udah tidur toh?" suara Mbok Lastri dengan logat Jawanya.
Dengan langkah cepat Nora membuka pintunya. Tampak Mbok Lastri yang sedang nyengir ke arahnya, menampilkan giginya yang beberapa sudah ompong.
Nora kaget sekaligus pengen ketawa. Nora kira tadi Irene.
"Kenapa Mbok?"
"Nih susu cokelat buat Non, biar tambah semangat belajarnya." celetuk Mbok Lastri menunjukkan segelas susu cokelat di atas nampan yang dibawanya.
"Makasih ya Mbok. Masuk mbok," sambut Nora sambil membuka pintu kamarnya lebar-lebar agar Mbok Lastri bisa masuk, lalu menutupnya kembali. Nora tersenyum ke arah Mbok Lastri, "Mbok emang terbaik!" serunya lalu terkekeh pelan.
Mbok Lastri menaruh nampannya di atas meja belajar Nora.
"Iya dong. Mbok kan sayang sama Non." ucap Mbok Lastri mengusap pucuk kepala Nora yang sudah duduk di tempatnya belajar tadi. Nora tersenyum tulus, setidaknya masih ada Mbok Lastri yang bisa Nora anggap seperti ibu selama ini. Itu sudah lebih dari cukup.
"Nora juga sayang sama Mbok. Sayaaang banget!" ucap Nora semangat. Mbok Lastri terkekeh geli.
"Eh, itu bukunya kok dibuang toh Non?" Mbok Lastri mengambil buku yang Nora buang tadi lalu menyerahkan kepadanya, "ini ilmu lho nggak boleh gitu." nasihatnya.
Nora menerimanya, "iya Mbok, maaf. Nggak sengaja." Nora nyengir lebar.
"Itu susunya diminum dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
NORAELZO [ END ]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ---- "Lo udah cari masalah, sama gue. Gue nggak akan lepasin lo segampang itu." kata Elzo, "sekarang, ikut gue ke lapangan!" "Mau ngapain?" tanya Nora kaget karena perintah Elzo barusan. Pasti ada yang tidak beres. "Jadi babu...