Tamparan Mama
I'm not ok, But it's ok.
-Noraelzo-
Hari Senin. Hari yang menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang.
Upacara bendera. Panas-panasan. Berdiri mendengarkan ceramah panjang lebar dari Pembina. Kuping mereka hampir saja mengeluarkan asap jika saja Kepala Sekolahnya, tidak mengakhiri amanat saat itu juga.
Semua murid bernafas lega ketika upacara dinyatakan selesai. Tapi tidak bertahan lama.
"Semua siswa jangan ada yang meninggalkan barisan dulu!"
Kalimat keramat yang keluar dari mulut Bu Gendhis itu membuat kaki semua orang melemas tak kuasa menahan untuk berdiri lagi.
Siapa sih yang tidak geram? Sudah kelewat senang karena upacara telah usai, tapi Bu Gendhis merobohkan semuanya. Ibarat diterbangkan ke langit ke langit ketujuh lalu dihempaskan begitu saja ke lembah bumi yang paling dalam.
Ya Alloh buk! Semaput, semaput dah.
Es teh Mbak Nani udah manggil-manggil tuh!
Air....Air...
Semua murid pada protes yang membuat lapangan semain berisik dan ricuh.
"Kayaknya gue mau semaput beneran deh Nor, Bel." celetuk Tisya dengan muka melas.
Nora hanya terkekeh geli melihat sahabatnya itu.
"Akan ada penyerahan piala dari teman kalian yang bernama Elzo Adi Renaga dan Maghfirah Irene Husein kepada Bapak Kepala Sekolah atas pencapaiannya dalam Olimpiade Sains Nasional. Semua diharapkan tenang dan tidak seenaknya sendiri! Hargai yang di depan!"
"Kakak lo Nor." ucap Tisya dan Anabel bersamaan. Nora menampilkan senyumnya.
Kapan Nora bisa seperti itu?
Nora membuang jauh-jauh pikiran irinya. Bagaimana ia bisa berfikir sejauh itu.
Elzo? tidak perlu ditanya lagi. Semua anak-anak sekolah juga sudah tahu dengan kecerdasannya yang di atas langit. Maka dari itu banyak yang mengaguminya.
Nora mengeluarkan ponsel berniat mengambil gambar kakaknya di depan sana.
Nora tak menyadari bahwa ada seseorang yang memantaunya sedari tadi.
"Mundur kebelakang sekarang! Maghfirah Nora Husein." suara Pak Wira menggelegar.
Nora memejamkan mata saat semua pandangan tertuju kepadanya.
Mati kamu Nor!
-Noraelzo-
"Sebelumnya saya minta maaf telah mengganggu jam kerja anda Bu. Tapi ini berkaitan dengan Nora, putri anda." ucap Pak Wira.
"Oh, tidak masalah Pak." ucap Fara yang duduk di samping Nora, berhadapan langsung dengan Pak Wira.
Pak Wira pemilik jambang tersohor di SMA Bintang itu mulai angkat bicara.
"Begini Bu, saya mendapat laporan tentang Nora, kalau dia sering telat datang ke sekolah. Sampai di sekolah pun Nora tidak fokus dengan pelajaran yang diikutinya. Beberapa waktu lalu dia juga memaki guru sejarah karena hal sepele." Pak Wira menghela nafas.
"Dan hari ini kejadian yang paling membuat saya kecewa, dia malah bermain Hp saat penyerahan piala. Penyerahan piala Kakaknya sendiri pula."
Main hp apaan coba? Nora tadi kan cuma mau foto Kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORAELZO [ END ]
Novela Juvenil[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ---- "Lo udah cari masalah, sama gue. Gue nggak akan lepasin lo segampang itu." kata Elzo, "sekarang, ikut gue ke lapangan!" "Mau ngapain?" tanya Nora kaget karena perintah Elzo barusan. Pasti ada yang tidak beres. "Jadi babu...