18. BALON MERAH JAMBU

2.7K 204 12
                                    

Balon Merah Jambu

Tidak melakukan apa-apa itu bukan berarti tidak apa-apa.

-Noraelzo-

Saat ini, Nora sedang menggiring sepedanya untuk keluar gerbang sekolah. Nora masih penasaran memikirkan omongan adik kelasnya, Livia.

Siapa Livia sebenarnya? Dia bilang, Elzo menyukainya? Memikirkannya saja sudah membuat kepala Nora pening, apalagi membayangkannya? Tidak mungkin juga sih, jadi Nora berniat melupakannya saja.

Tapi tidak bisa dipungkiri, Nora sungguh galau memikirkan kejadian hari ini yang menimpanya. Dari pergulatan Elzo dan Catra, omongan adik kelasnya Livia. Semua membuat Nora bingung harus bersikap seperti apa dan bagaimana nantinya. Malang memang nasib Nora.

Nora berjalan sambil melamun, sekelilingnya pun sangat ramai sekarang, karena anak-anak yang lain juga tengah berbondong menuju gerbang untuk pulang.

"Non Nora!"

"Non! Non Nora!"

"Non Nora!"

Nora kebanyakan melamun, sampai-sampai baru menyadari, ada yang memanggilnya sedari tadi. Nora langsung saja menoleh ke belakang, menuju sumber suara yang memanggil-manggil namanya.

"Maaf Mang, baru sadar kalau Mang Sarwi panggil Nora dari tadi." ucapnya menjelaskan saat Mang Sarwi sudah berdiri di hadapannya.

"Gapapa Non. Mang Sarwi mah gampang banget nemuin Non meski rame kaya gini. Tinggal lihat kerudungnya aja kan undah kelihatan kalau itu Non. Yakan? Hehe."

Nora menaikkan alisnya sambil berfikir.

"Iya juga ya." Nora ikut nyengir, menyadari dirinya yang sangat menyolok di lingkungan sekolah karena berhijab. Maklum, sekolah swasta, jadi jarang yang berhijab. "itu Mang Sarwi kok bawa-bawa balon? Buat apa?" tanya Nora yang baru menyadari kalau Mang Sarwi memegangi balon sedari tadi.

"Oh, ini?" ucapnya sambil menunjukkan balonnya. Nora mengangguk.

Mang Sarwi mengulurkan balon itu ke arah Nora. "ini buat Non Nora."

"Jadi Mang Sarwi panggil Nora tadi buat kasih ini?" tanyanya meminta penjelasan, "Mang Sarwi tahu dari mana kalau Nora suka balon?" tanyanya lagi sambil menerima balon berwarna merah jambu dari Mang Sarwi dengan senyum mengembang, lantas menerawang benda berisi udara itu. Sudah lama sekali Nora tidak memainkannya. Nora sungguh senang, saat ini.

"Bagus balonnya. Makasih ya Mang!"

"Itu bukan dari Mamang, Non."

Wajah ceria Nora berubah jadi bingung.

"Kalau gitu dari siapa, dong?"

"Itu tadi balonnya ada di pos. Nah, ada surat yang isinya balon itu suruh dikasih ke Non Nora. Jadi Mamang kasih, tapi nggak tahu siapa yang suruh." jelasnya pada Nora yang masih bingung mencerna kalimat yang baru diutarakan Mang Sarwi barusan.

Hening sekejap.

"Emm.. Kalau gitu makasih ya Mang." balas Nora seadanya, bingung ingin membalas apa.

"Iya sama-sama. Yaudah ya, Mamang mau nugas lagi."

"Eh, tunggu sebentar Mang!" cegah Nora.

Nora mengambil uang di dalam tasnya lalu menyodorkannya ke Mang Sarwi.

"Ini uang yang Mamang kasih ke Nora dulu, waktu mau laundry baju basket sekolah. Kan waktu itu nggak jadi kecuci, malah hilang kan bajunya? Jadi uangnya nggak kepake deh, ini Nora kembalikan. Maaf ya Mang, baru bisa kembalikan hari ini."

NORAELZO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang