Babak Baru
Sakit melebihi sakit itu ketika perasaan meledak-ledak untuk diutarakan.Tapi kamu memilih diam dan memendamnya sendirian.
-Noraelzo-
Malam ini, Nora sedang mewarnai desain gaunnya yang belum sempat ia beri warna. Di dalam kamar, di atas meja belajarnya.
Ini adalah hal kecil yang membuat Nora sedikit melupakan masalahnya. Hobi yang Nora tekuni akhir-akhir ini. Mendesain baju layaknya desainer profesional.
Nora tersenyum puas saat melihat hasil akhir karyanya kali ini.
Gaun muslimah yang Nora warnai dengan warna putih tulang, gaun yang menjuntai indah, Nora sedikit memberikan aksen brokat dan mutiara di daerah leher dan juga pinggang. Tak lupa sebuah tiara atau mahkota kecil yang ia gambar di atas hijab, memberikan kesan anggun dan juga cantik.
Nora sudah selesai, ia langsung saja membereskan semuanya hingga meja belajarnya kembali rapi juga bersih. Mengembalikan semuanya ke tempat semula.
Nora melihat jam kecil di atas meja. Pukul 8 lebih 35 menit.
Ting!
Nora menoleh lalu meraih benda pipih di sampingnya yang berbunyi dan menyala bersamaan menandakan ada pesan yang baru masuk.
Nora menghela nafas pelan saat melihat siapa yang mengirimkannya pesan.
Elzo.
Kak Elzo :
Rapot lo udah gue kasih ke Mang Dadang.
Mang Dadang adalah supir di rumah Nora.
Nora langsung saja membalasnya tanpa menunggu lagi. Jarinya mengetik dengan cepat, menulis kalimat panjang lebar di sana. Nora sudah kelewat kesal. Ingin memaki dan menyumpah serapah Elzo karena kejadian tadi sore, dimana Elzo dengan lancang menjawab ucapan Irene dengan ketus dan menyuruh Mamanya, Fara, agar tidak marah kepada Nora. Elzo sungguh sudah melewati batasannya.
Nora H :
Kak Elzo emang gila ya? Untung Mama nggak sampai marah tadi! Jaga sikap Kakak di depan Kak Irene sama Mama. Jangan buat hati mereka terluka karena ucapan Kak Elzo!
Tanpa menunggu waktu lama, Elzo sudah membalas pesannya.
Kak Elzo :
Terus gimana sama hati lo sendiri? Gue nggak tahan lihat lo digituin. Lo harus tau, mereka akan semakin semenamena kalau lo nggak pernah ngelawan.
Nora tersenyum getir melihat balasan dari Elzo. Hatinya seperti diremas. Tahu apa Elzo tentang Nora? Untuk apa juga Elzo sok peduli dengan Nora? Membuat Nora semakin salah paham saja dengan sikapnya itu.
Tidak, mereka sebenarnya tidak semenamena kepada Nora. Hanya saja ada sedikit luka yang membuat Fara membencinya selama ini. Luka karena Nora adalah anak dari hasil perselingkuhan suaminya dulu, Ayah Nora, Husein. Siapapun istri di dunia ini, pasti tidak akan rela jika suaminya memiliki anak dari wanita lain. Begitupun dengan Fara.
Mungkin dulu Nora tidak bisa memahami kenapa Fara membencinya, tapi untuk sekarang Nora sudah cukup paham.
Sebaliknya, di sini Nora yang seharusnya berterimakasih. Karena Fara telah memberikan kehidupan yang layak untuknya selama ini.
"Nora emang bisa apa?" lirihnya. Terdengar pilu. Nora hanya bisa diam selama ini. Mencoba menerima semuanya dengan lapang dada.
Nora memilih mengabaikan pesan Elzo. Ia hanya membacanya tak berniat untuk membalas lagi. Bisa panjang nanti urusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORAELZO [ END ]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ---- "Lo udah cari masalah, sama gue. Gue nggak akan lepasin lo segampang itu." kata Elzo, "sekarang, ikut gue ke lapangan!" "Mau ngapain?" tanya Nora kaget karena perintah Elzo barusan. Pasti ada yang tidak beres. "Jadi babu...