Kembali Cuek
"Emang bener bener tuh ya si uler keket! Ketemu gue di jalan, gue jambak sampe botak! Dasar mak lampir nggak punya hati." cerocos Tisya lalu memakan bakso yang tadi ia pesan. Mereka bertiga, Nora, Tisya dan Anabel tengah berada di kantin.
"Tapi lo nggak papa kan Nor?" tanya Anabel khawatir.
"Nora nggak papa kok Bel." balas Nora sambil menyinggung kan senyum. Mencoba melupakan setiap perbuatan dan ucapan Katrina yang begitu menyakitkan kemarin itu.
"Mama sama Kakak lo tahu? Lo kasih tahu?" tanya Anabel lagi.
Nora menggelengkan kepala. "Nora nggak berani. Nanti malah jadi panjang kalau Nora ngadu."
"Tapi ini tuh udah keterlaluan. Kita nggak boleh tinggal diam gini aja. Dia harus dikasih pelajaran!" unjuk Tisya dengan muka serius. Anabel disampingnya mengangguk. Sedangkan Nora bungkam sambil mengaduk-aduk bakso pesanannya.
"Katrina sama dua temennya udah dikeluarin dari sekolah." celetuk Kenan dari arah samping.
Sontak mereka bertiga menoleh. Menemukan Elzo, Catra, Kenan, Abi dan Agam yang berjalan mendekat dan sekarang sudah duduk di bangku panjang kantin tepat di depan mereka.
"Lo sih Nor. Kenapa nggak manggil nama gue tiga kali? Kalau lo panggil pasti gue langsung dateng nyelametin lo dari genderuwo itu." ucap Abi ngawur.
"Jin tomang diem aja." sentak Agam.
"Sewot lo jin iprit." balas Abi.
"Diem nggak? Gue siram nih!" ancam Kenan sambil menunjukkan air mineral yang baru saja ia buka tutup botolnya.
"Udah udah." pisah Catra.
Mereka sungguh seperti anak kecil.
"Serius Katrina di keluarin?" tanya Anabel kaget. Semuanya yang baru datang mengangguk, kecuali Elzo.
Nora masih diam sambil menatap Elzo yang sedari tadi hanya diam dan kelihatan cuek dengan sekitarnya.
"Serius lah umi. Kaya cinta Abi ke umi." balas Abi sambil tersipu malu. Malu-malu kadal, iya.
"Mulut lo belum pernah di tampol?" sinis Anabel yang membuat Abi langsung cemberut.
"Umi umi itu binatang kan Bi? Yang di laut tuh." tanya Agam pada Abi, yang parahnya di jawab oleh Abi dengan begitu polosnya.
"Cumi-cumi!"
Agam terkekeh.
"Gue siram beneran nih lo berdua." sentak Kenan yang sudah gemas dengan mereka berdua yang tidak bisa diam.
"Kenapa sih Nan? Lo gerogi ya karena ada Tisya di sini?"
Jleb. Ucapan Abi membuat Kenan bungkam. Abi kurang ajar.
"Kenapa jadi Tisya?" tanya sang empu.
"Karena-"
Belum sempat mengucapkannya Agam menutup mulut laknat Abi. Membuatnya memberontak. Agam langsung saja memelototi Abi agar ia diam. Lalu menunjuk ke arah Kenan yang sudah memperlihatkan muka galak. Mati kau, Abi.
"Ohya, kakak -kakak kok bisa tahu kalau Nora habis dikerjain sama si Katrina?" tanya Tisya penasaran sambil mengalihkan topik. Tapi melihat gelagat mereka Tisya jadi sedikit curiga.
"Ya tau lah," Abi kembali songong. Tisya mengerucutkan bibir.
"Tahu dari mana kak?" tanya Nora penasaran. Pasti dari Elzo. Ia melirik ke arah Elzo yang masih saja diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
NORAELZO [ END ]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ---- "Lo udah cari masalah, sama gue. Gue nggak akan lepasin lo segampang itu." kata Elzo, "sekarang, ikut gue ke lapangan!" "Mau ngapain?" tanya Nora kaget karena perintah Elzo barusan. Pasti ada yang tidak beres. "Jadi babu...