Kehilangan
Hal paling menakutkan itu, ketika kamu membuka mata dan ternyata kehilangan semuanya.
-Noraelzo-
Elzo sudah seperti mayat hidup di dalam kelasnya, ini. Ia sama sekali tak bersemangat untuk belajar. Padahal sebentar lagi ia akan menghadapi ujian kelulusan.
Dan bukannya fokus pada pembahasan dari guru di depan sana, Elzo malah sibuk memikirkan hal-hal lain dan melamun. Pandangannya kosong.
Catra, Kenan, Abi dan Agam hanya bisa saling lirik ke arah Elzo. Mereka pun merasa iba dan kasihan melihat sahabatnya itu.
Elzo sendiri ingin cepat pulang. Bukan pulang ke rumahnya, tapi pulang ke rumah sakit. Ia ingin melihat Nora. Ia ingin memastikan kalau Nora baik-baik saja.
Genap satu minggu ini, Nora masih belum juga sadarkan diri. Ia masih terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit, sana.
Elzo selalu berharap saat ia sampai di rumah sakit nanti, Nora sudah membuka matanya. Namun sayang, sampai seminggu ini gadis itu masih belum juga membuka matanya.
Elzo rindu.
-Noraelzo-
Elzo tersenyum haru dengan apa yang dilihatnya sekarang dari balik kaca yang menghubungkannya dengan Nora di dalam sana. Pergerakan kecil tangan Nora berhasil membuat hati Elzo berdesir.
Rasa lega semakin menjadi saat Elzo melihat Nora membuka sedikit demi sedikit kedua matanya di dalam sana.
Nora sudah sadar.
Baru saja akan beranjak, dokter dan beberapa perawat masuk ke dalam ruangan membuat Elzo mengurungkan niatnya dan kembali termangu di tempatnya.
Kalau dipikir-pikir lagi, Elzo memang tidak berhak untuk ini semua.
Salah satu perawat keluar lagi dari dalam ruangan dan memberi tahu semua orang kalau Nora sudah bangun.
Semua orang bahagia mendengarnya.
Mereka diizinkan masuk untuk melihat Nora, setelahnya.
Tapi bukannya ikut masuk ke dalam ruangan seperti orang-orang, Elzo malah pergi menjauh dan beranjak dari sana.
-Noraelzo-
"Akhirnya lo bangun juga Nor!" seru Tisya dilanjutkan tangisannya.
"Baru juga ditinggal sebentar ke Bandung." cetus Anabel yang ternyata juga ada di sini. Ia ikut terisak seperti Tisya. Apa Anabel jauh-jauh dari Bandung hanya untuk melihatnya?
Nora belum boleh banyak bicara dan bergerak kata dokter yang merawatnya. Jadi gadis berhijab putih yang terbaring lemah di atas ranjang itu hanya bisa tersenyum tipis melihat kedua sahabatnya itu.
Nora sudah dipindahkan ke ruangan biasa dan sekarang semua orang tengah berkumpul di sini, membuat ruangannya terasa ramai. Ia senang bukan main saat membuka mata langsung dikelilingi oleh orang-orang terkasihnya.
Nora nampak mengedarkan pandangannya.
Sang Bunda tengah menatapnya dari sofa dengan tatapan sendu sedari tadi, Nora tersenyum ke arahnya.
Ada juga Mama Fara yang terduduk di atas kursi roda di samping sofa, Nora juga tersenyum ke arahnya. Di belakang Fara ada Brandon yang setia memegangi kursi rodanya, ia mengulas senyum ke arah Nora.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORAELZO [ END ]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ---- "Lo udah cari masalah, sama gue. Gue nggak akan lepasin lo segampang itu." kata Elzo, "sekarang, ikut gue ke lapangan!" "Mau ngapain?" tanya Nora kaget karena perintah Elzo barusan. Pasti ada yang tidak beres. "Jadi babu...