32. MENJAUH

2.9K 189 40
                                    

Menjauh

Ya Allah. Hapuskan peduliku terhadap sesuatu yang tak pantas ku pedulikan.

-Maghfirah Nora Husein

-Noraelzo-

Dih, luarnya aja baik. Dalemnya mah.. busuk!

Padahal kayaknya agamis banget ya. Tapi? Pacaran. Nggak seiman lagi!

Jelas-jelas yang seiman ada, tapi malah milih yang nggak seiman.

Nora menunduk dalam-dalam saat melewati tiga cewek yang sedang bisik-bisik membicarakannya. Nora menyusuri koridor dengan langkah cepat. Dari awal masuk gerbang hingga saat ini Nora mendapat tatapan sinis dan penuh kebencian dari anak-anak Kejora. Tak lupa juga ucapan-ucapan kotor dan menusuk relung hati yang dilontarkan orang-orang yang ia lewati sedari tadi semakin membuatnya sedih. Ya Allah, rasanya Nora sudah tidak kuat lagi. Nora ingin menangis dan meluapkan semuanya. Tapi tidak bisa.

Udah merasa paling cantik kayaknya. Apalagi ditembak tiga cowok sekaligus. Ganteng-ganteng pula!

Dih, jijik. Murahan!

Nggak guna tuh nutup aurat sampai segitunya! Hahha! Sampah!

Nora tertegun mendengarnya. Hatinya sakit. Ia sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak jatuh. Nora mengepalkan tangannya gusar. Ia terus berjalan melewati mereka semua yang sedang bahagia membicarakannya.

Kakaknya berprestasi. Adiknya cuma pinter cari sensasi! Kasihan gue sama Irene punya adik bentukan kek gitu!

Luarnya aja yang Masha Allah, dalem nya mah Astagfirullah! Hahha!

Sok cantik banget si, sampai berani nolak Elzo sama Catra?! Najis!

Nora menghentikan langkahnya. Jujur, dadanya terasa sesak mendengar itu semua sedari tadi. Nora ingin menimpali ucapan mereka, tapi Nora urungkan. Ia kembali berjalan dengan ritme yang ia percepat. Percuma Nora menjelaskan kepada mereka, mereka tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya jika berada di posisi Nora.

Akhirnya, air mata yang sedari tadi ia bendung tumpah juga. Nora menangis sambil tertunduk. Punggungnya bergetar.

Rasa sakit apa lagi yang harus ia terima? Ia lelah. Sungguh lelah.

Bruk!

Nora tersentak lalu mendongak saat tak sengaja menabrak seseorang.

"Kak Nora?" Livia kaget saat melihat kondisi Nora sekarang, "kakak kenapa?"

Nora semakin menangis. Bukannya menjawab pertanyaan Livia, Nora memilih menghindar dan lari.

Livia masih mencoba mengejarnya.

"Kak!"

Nora masih terus menghindar. Nora tak ingin seorang pun melihatnya dalam keadaan rapuh seperti ini.

"Kak! Berhenti!" teriak Livia.

Dada Nora rasanya sangat sesak menahan semuanya sendirian. Ia butuh sandaran.

"Livia mohon Kak. Berhenti!"

Nora menghentikan langkahnya. Ia masih bercucuran air mata. Entah kenapa air matanya ini tidak bisa dihentikan. Cengeng!

"Livia tahu apa yang kakak rasain sekarang. Dan Livia paham kenapa kakak ngelakuin ini semua!" ucap Livia masih dengan napas yang tersengal sehabis berlari.

NORAELZO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang