Menetap atau Pergi?
Aku tidak ingin menahan mu, tapi aku juga tidak ingin kau pergi.
-Elzo Adi Renaga
-Noraelzo-
"Lo beneran mau masuk Nor?"
Tisya bertanya kepada Nora setelah mereka sampai di depan pekarangan rumah besar milik Elzo yang sudah mulai ramai.
Nora mengangguk. Meski hati rasanya seperti akan meledak, sekarang.
"Beneran Ra?"
Sekarang gantian Brandon yang bertanya.
"Iya."
"Awas aja kalau nanti ngajak pulang di tengah-tengah acara!" ancam Tisya bercanda.
"Enggak Sya, Yaallah." balasnya kesal. Mereka lalu tertawa.
"Ya udah, ayo!"
Mereka menyetujui perintah Tisya dan mulai berjalan masuk.
Pesta ini outdoor dan diadakan di taman belakang dekat kolam, alhasil mereka masuk lewat pintu samping rumah yang langsung menuju ke sana.
Nora yang baru saja sampai langsung mendapat sorotan tajam dan menusuk dari orang-orang membuat situasi menjadi canggung bagi Nora. Tisya dan Brandon pun ikut merasakan atmosfer yang tiba-tiba saja berubah di sekitarnya.
Mereka mulai gencar membicarakan Nora membuat Nora menunduk dalam dalam. Nora tahu ini semua akan terjadi.
"Emang urat malunya udah putus tuh orang! Nggak malu apa udah nolak Elzo? Sekarang malah dateng ke pestanya!"
"Elzo nya aja tuh yang kelewat baik sampai mau ngundang dia!"
"Betul!"
"Eh lihat tuh Elzo sama Irene. Cocok ya, mereka?"
Nora mendongak mengikuti arah pandang orang-orang. Hatinya sakit saat melihat Elzo dan Irene terlihat bersama di sana. Nora mencoba membuang ego nya. Tapi tetap saja mata Nora berkaca-kaca.
"Gue lebih setuju kalau Elzo sama Irene ketimbang sama si Nora!"
"Betul!"
"Irene kan cantik, pinter, baik. Bagus deh daripada sama adiknya yang nggak tau malu itu!"
"Adik tiri kali! Hahha! Sampah!"
Dada Nora rasanya semakin sesak saja. Ingin rasanya ia pergi sekarang juga, tapi sekuat tenaga ia mencoba untuk menahannya.
"Udah, jangan dengerin omongan sampah mereka!" bisik Tisya kepada Nora meski ia juga geram saat mendengarnya.
Ya, Nora tidak perlu mendengarkan omong kosong mereka. Mereka hanya tidak tahu bagaimana rasanya jika berada di posisi Nora.
Mereka meletakkan kado yang mereka bawa untuk Elzo di meja dimana kado-kado lain berada. Setelah itu Tisya langsung mengajak Nora untuk pergi dan melihat sekitar untuk menghindari makian dari orang-orang yang tak suka dengan kedatangan Nora, sedangkan Brandon mengikuti mereka di belakang sambil memberikan tatapan tajam kepada orang-orang yang mencibir Nora tadi. Ia kesal bukan main melihat Nora diperlakukan seperti itu.
Benar ya, mulut manusia memang se menakutkan itu. Padahal mereka tidak tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/162237701-288-k193054.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NORAELZO [ END ]
Fiksi Remaja[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ---- "Lo udah cari masalah, sama gue. Gue nggak akan lepasin lo segampang itu." kata Elzo, "sekarang, ikut gue ke lapangan!" "Mau ngapain?" tanya Nora kaget karena perintah Elzo barusan. Pasti ada yang tidak beres. "Jadi babu...