Teriakan Elzo
Mengapa hati yang mulanya biasa saja bisa berubah menjadi tidak biasa?
-Noraelzo-
"Karena kemarin tim basket sekolah kita menang, Hari ini kalian semua boleh makan sepuasnya di kantin! Gue yang bayarin."
Teriakan Elzo barusan membuat suasana kantin menjadi riuh dengan ocehan dari semua orang. Semua orang pun mulai berlarian untuk memesan makanan maupun minuman. Stand-stand makanan pun sudah penuh dengan antrian, sekarang.
Ini yang paling Nora tidak sukai dari Elzo. Menghambur-hamburkan harta orang tua. Uangnya kan masih bisa digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat lainnya, bukan?
"Gila. Untung kita udah pesen makanan sama minuman dulu, tadi." celetuk Agam takjub melihat sekelilingnya. Orang-orang itu sudah seperti orang yang tidak makan berhari-hari. Semua tampak semprawut!
"Udah-udah. Yok nih lah, baksonya keburu dingin." sewot Abi tak sabaran sambil meraih sambel yang tak bisa dijangkaunya. "Umi, tolong ambilin Abi sambel dong.."
Semua orang tampak bingung mendengar penuturan Abi.
"Di sini nggak ada yang namanya Umi dodol! Adanya Nora, Anabel sama Tisya. Lo rabun ya, Bi?" jelas Kenan. Memang di satu deret meja ini ceweknya hanya ada Nora, Anabel dan Tisya. Sedangkan cowok hanya Elzo, Kenan, Agam dan juga Abi.
"Gue jelasin ya kawan-kawan! ini Abi," ucap Abi sambil menunjuk dirinya. "Nah! ini Umi." ucapnya lagi sambil menunjuk Anabel. Anabel yang sedang menyeruput kuah baksonya pun langsung tersedak.
"Jadinya Abi-Umi." lanjut Abi girang.
Jika cewek lain akan tersipu malu saat mendengar gombalan barusan, berbeda dengan Anabel yang sudah siap mengeluarkan sumpah serapahnya.
"Emang gue mau apa, sama lo? Najis. Ngaca dulu sana!" ketus Anabel dengan muka galaknya. Abi menampilkan muka kecewanya.
"Bel..." lirih Nora sambil menyentuh punggung tangan Anabel. Nora tahu Anabel sangat tidak suka dengan godaan seperti itu.
Elzo melirik ke arah mereka sebentar lalu kembali menikmati bakso miliknya. Elzo jadi teringat dengan cowok yang menghampirinya setelah tanding basket kemarin. Kenapa dia mencari Nora? Dan kenapa Nora menghindar? Elzo perlu kejelasan.
"Maafin Anabel ya Kak. Dia nggak ada maksud apa-apa kok. Yakan, Bel?" Tisya mencoba mencairkan suasana tapi Anabel malah membuang muka.
"Ahahha.. Ngaca dulu sana tong!" ejek Agam bahagia sambil menatap ke arah Abi. Ditolak sebelum bertindak ini mah.
"Sya. Ambilin sambel dong!" pinta Abi pada Tisya masih dengan raut wajah sedih.
Baru saja, ingin menyerahkan wadah sambelnya ke Abi, Anabel malah menyerobot paksa wadah sambel yang dibawa Tisya dan langsung saja menuangkan semua isi sambelnya kedalam mangkuk bakso miliknya. Semua orang melongo melihat Anabel yang sedang mengaduk-aduk baksonya yang berubah menjadi lautan sambel. Dan dengan santainya ia memasukkan bakso itu kedalam mulutnya.
"Kenapa?" tanya Anabel dingin pada semua orang yang masih melihat ke arahnya dengan bola mata melotot. Semua orang hanya geleng-geleng kepala.
"Bel.. Itu perut apa, apa? Nggak pedes, sambel sebagor dituang semua ke situ?" tanya Abi dengan raut khawatir.
"Diem lo!" balas Anabel cepat.
Semua orang hanya geleng-geleng kepala menyaksikan mereka berdua yang sudah seperti anak tiri dan ibu tiri. Mereka melanjutkan kembali aktifitasnya menghabiskan makanan dan minuman masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORAELZO [ END ]
Novela Juvenil[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ---- "Lo udah cari masalah, sama gue. Gue nggak akan lepasin lo segampang itu." kata Elzo, "sekarang, ikut gue ke lapangan!" "Mau ngapain?" tanya Nora kaget karena perintah Elzo barusan. Pasti ada yang tidak beres. "Jadi babu...