Jadi Babu Elzo
Untukmu yang memilih bicara.
Jangan mengira bahwa orang yang memilih diam itu karena tidak mampu membalas.-Noraelzo-
"Nora lo ngakpapa, kan?" tanya Tisya khawatir. Nora tak menjawab, ia langsung duduk saja di bangkunya dengan kasar.
Nora mengambil sapu tangan di dalam tasnya lalu mulai membersihkan sisa minuman yang disiramkan Elzo tadi kepadanya. Perasannya masih berkecamuk. Ia sudah dipermalukan di depan umum oleh Elzo.
Ya, mereka bertiga sudah kembali ke dalam kelas. XI IPA5.
Sedari tadi Nora hanya diam membuat dua sahabatnya itu bingung harus berbuat apa.
"Emang bejad tuh orang!" maki Anabel, "nggak punya otak!"
Entah mendapat dorongan dari mana, Nora malah menitihkan air matanya. Kalimat Elzo tadi masih terngiang-ngiang di benaknya.
"Nggak guna lo julurin hijab lo sampai segitunya, kalau hati lo aja kaya sampah!"
Ya, kalimat itu. Nora membenci kalimat itu.
Nora sama sekali tidak berniat balas dendam dan menghilangkan baju basket mereka. Tapi ucapan Elzo tadi seolah-olah menjadikan Nora penjahatnya.
Nora mengedipkan mata, dan saat itu juga cairan bening keluar dari sana.
Tisya dan Anabel hanya mencoba menenangkan Nora dengan cara mengusap punggung dan tangan Nora.
"Kok Kak Elzo jahat banget ya, nggak nyangka gue." gumam Tisya.
Bukan hanya Tisya. Nora dan Anabel pun masih tak percaya. Ternyata Elzo lebih, lebih, lebih, buruk dari yang mereka pikirkan selama ini.
"Itu idola yang lo bangga-banggain selama ini. Masih mau ngefans sama, dia?!" Anabel memarahi Tisya. Mata Tisya ikut berkaca-kaca.
"Maaf..." ucap Tisya lalu menarik Nora dan Anabel untuk berpelukan. Mereka bertiga menyalurkan kesedihannya masing-masing dengan berpelukan.
Sahabat memang harus seperti ini. Sakit satu, sakit semua.
"ALAY."
Mereka bertiga mengendurkan pelukannya setelah mendengar kalimat menusuk barusan.
Elzo?
Mau apa dia disini?
Anabel berdiri lalu menghadang Elzo.
"Mau apa lagi, lo?" ketus Anabel yang saat ini sudah berdiri tepat di hadapan Elzo. Anabel menunjukan ketidaksukaannya. Sedangkan Elzo hanya menatapnya datar.
Satu hal yang paling menonjol pada Anabel, dia paling tidak bisa kalau melihat sahabatnya disakiti orang lain. Meski dia juga sering menyakiti hati sahabatnya dengan kata-kata pedasnya itu.
"Kurang puas nyiram dia di kantin kaya tadi?" ucap Anabel lagi dengan penuh penekanan.
"Gue nggak ada urusan sama lo. Mingir!" ketus Elzo tak bersahabat.
Nora dan Tisya memilih diam di tempatnya.
Anabel masih kekeh dengan pendiriannya, tak ingin pindah dari tempatnya membuat Elzo geram.
"Gue mau ngomong sama dia. Bisa minggir nggak sih, lo?" tunjuk Elzo.
"Ngomong tinggal ngomong apa susahnya, sih? Dari sini bisa, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NORAELZO [ END ]
Novela Juvenil[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ---- "Lo udah cari masalah, sama gue. Gue nggak akan lepasin lo segampang itu." kata Elzo, "sekarang, ikut gue ke lapangan!" "Mau ngapain?" tanya Nora kaget karena perintah Elzo barusan. Pasti ada yang tidak beres. "Jadi babu...