Kesayangan Elzo
Jangan berharap sama yang nggak pasti, nanti sakit hati.
-Noraelzo-
Nora sedang berkutat dengan sebuah buku di depannya. Ia sedang belajar di ruang tamu dengan setumpuk buku lain yang meninggi di sampingnya. Mamanya yang baru saja pulang dari restoran mengernyit heran melihat Nora.
"Tumben, kamu belajar? Irene mana?" tanya Fara lalu duduk di sofa depan Nora. Seperti biasa, terdengar ketus.
Nora berhenti mencatat lalu melihat ke arah Mamanya.
"Nora pengin jadi juara satu Ma di kelas. Makanya Nora mau rajin belajar." ucap Nora. Fara hanya menunjukkan muka datarnya seperti biasa. "kalau Kak Irene kan, hari ini bimbel?" lanjut Nora menjawab pertanyaan Mamanya.
"Oh, ya."
Fara hanya mengangguk-anggukkan kepala saja. Baru saja ingin pergi, Fara mengurungkan niatnya kembali setelah mendengar suara Nora.
"Kalau Nora bimbel kaya Kak Irene boleh nggak Ma?"
Fara menoleh ke belakang lalu memiringkan senyuman menatap intens Nora. "kamu?bimbel?" Fara tertawa sumbang.
Nora menganggukkan kepala mantap sambil mengulas senyum.
"Nora juga pengen jadi pintar Ma, kaya Kak Irene."
"Buang-buang duit aja. Orang kaya kamu emang bisa apa? Sayang uangnya mending buat yang lain yang lebih bermanfaat."
Nora merasa terpojokkan.
"Emang kalau Nora jadi pintar itu nggak akan bermanfaat Ma?"
Senyum Nora memudar tapi ia mencoba tetap memaksakan senyumannya.
"Nggak usah kebanyakan ngayal. Mulai sekarang kamu bantu-bantu di restoran aja. Entah itu pulang sekolah ataupun waktu liburan. Restoran kurang karyawan karena pemecatan kemarin. Restoran Papa mau bangkrut, jadi sekarang kamu harus tau situasi. Jangan boros."
"Tapi nanti-"
"Kenapa?"
Nyali Nora kembali ciut.
"Nggak Ma, nggak papa. Nanti Nora janji bantu-bantu di restoran."
"Bagus."
Fara naik ke atas. Meninggalkan Nora yang masih bingung dengan semuanya. Kalau waktu luangnya digunakan untuk bantu-bantu di restoran. Nora belajarnya bagaimana?
-Noraelzo-
"Ngelamun apa ayo!" seru Livia kepada Nora yang sedang duduk sendirian di bangku panjang depan lapangan basket, tempat kesukaan Nora akhir-akhir ini. Nora menoleh dan menatap Livia. Sedikit kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba.
"Eh, sini duduk." ucap Nora canggung lalu menggeser sedikit tubuhnya agar Livia bisa duduk di sampingnya.
"Apa kabar, Kak?"
Livia membuka percakapan.
"Alhamdulillah baik. Kamu sendiri?"
"Baik juga kok. Kakak tadi lagi belajar? Maaf ya, Livia malah gangguin." ucapnya saat melihat Nora yang masih memegangi buku paket tebalnya.
"Oh enggak kok. Nggak ganggu nggak ganggu. Malah seneng aku ada yang nemenin. Soalnya Anabel sama Tisya nggak berangkat hari ini. Anabel sakit, Tisya ikut lomba tari. Jadi sendirian deh bingung juga mau ngapain kalau nggak ada mereka berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
NORAELZO [ END ]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ---- "Lo udah cari masalah, sama gue. Gue nggak akan lepasin lo segampang itu." kata Elzo, "sekarang, ikut gue ke lapangan!" "Mau ngapain?" tanya Nora kaget karena perintah Elzo barusan. Pasti ada yang tidak beres. "Jadi babu...