Bimbang
Tisya menatap heran ke arah Nora, karena sahabatnya itu celingukan mengamati sekitar sedari keluar kelas tadi, seperti sedang mencari seseorang.
Sekarang ini, mereka tengah melewati koridor yang menghadap langsung ke arah lapangan basket dan mata Nora sedang tertuju ke arah lapangan sana membuat Tisya semakin menatapnya penuh selidik.
"Lo nyari siapa sih, Nor?"
Nora nampak salah tingkah setelah Tisya menegurnya.
"Eng-enggak kok, Nora nggak lagi nyari siapa-siapa," jawabnya, bohong. Tisya terlihat percaya percaya saja membuat Nora lega.
Sebenarnya Nora sedang mencari Elzo. Tapi yang ia lihat di lapangan basket sana hanya ada Catra, Kenan, Abi dan Agam. Nora juga tidak melihat Elzo seharian ini. Apa Elzo tidak berangkat sekolah? Apa ia sakit setelah kehujanan kemarin? Jika iya, Nora akan sangat merasa bersalah sekali.
Nora melamun sampai mengabaikan Tisya yang berada di sampingnya lagi dan lagi.
"Nor? Yaudah ayo ke kantin. Gue udah laper banget nih!" seru Tisya memelas. Menarik lengan Nora begitu cepat setelahnya, membuat Nora mau tak mau menghentikan aktifitasnya mencari Elzo.
"Iya-iya." pasrah Nora yang sudah di seret-seret oleh Tisya.
"Nora! Tisya!"
Panggilan Brandon dari arah samping membuat mereka menghentikan langkahnya. Mereka menoleh ke arah datangnya Brandon setelah itu.
"Kak Brandon?" celetuk Nora.
"Hai!" sapa Brandon kepada keduanya.
"Kita mau kantin Kak. Ikut nggak?" tanya Tisya yang langsung diangguki oleh Bradon.
"Iya. Ayo!"
Mereka kembali melangkahkan kaki perlahan dan tidak secepat tadi. Menyusuri koridor yang terhubung langsung ke arah kantin.
"Gimana Nor? Udah lo pikirin belum?" tanya Tisya di tengah-tengah mereka. Membuat Nora dan Brandon sontak menoleh ke arahnya.
"Tentang apa?" tanya Nora bingung.
"Pesta Kak Elzo ntar malem. Mau dateng apa enggak?" tanya Tisya, lalu ganti menatap ke arah Brandon, "Kak Brandon juga diundang, kan?"
Brandon mengangguk mantab. Berbeda dengan Nora yang masih saja diam dengan pikiran berkecamuk. Sekarang Nora paham dan mengerti, mungkin Elzo tidak berangkat karena mempersiapkan pesta ulang tahunnya dan juga pertunangannya dengan Irene malam nanti. Kenapa Nora tidak terpikirkan itu sedari tadi?
Nora tersenyum getir. Dadanya kembali sesak. Nora sungguh tidak mengerti dengan dirinya ini. Kenapa ia selalu memikirkan Elzo jika yang ia dapat hanyalah rasa sakit?
"Nor?!" panggil Tisya sambil menepuk bahu Nora karena belum juga mendapatkan jawaban, "gimana?" tanya Tisya lagi saat Nora sudah melihat ke arahnya.
Nora terlihat bingung dan juga ragu, menatap Tisya dan Brandon secara bergantian lalu menjawab, "N-Nora belum tau."
"Yahh.." seru Tisya dengan nada kecewa.
"Kalau kamu dateng, Kakak sama Tisya juga bakal dateng kok Ra," ucap Brandon meyakinkan, Tisya ikut mengangguk mengiyakan, "jadi kalau ada apa-apa nggak perlu khawatir." lanjutnya.
"Betul!" dukung Tisya.
Nora hanya membalas dengan senyuman pilu. Mereka tidak tahu saja, masalahnya nanti malam itu pertunangan Elzo dan Irene juga. Baru pertunangan sudah membuat Nora seperti ini, bagaimana jika mereka menikah nanti? Nora tahu mungkin tidak dalam waktu dekat ini mereka akan menikah, tapi tetap saja itu semua membuat Nora takut. Apa hati Nora akan siap dengan semua yang akan terjadi setelahnya? Memikirkannya saja membuat dada Nora sesak bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORAELZO [ END ]
Fiksi Remaja[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ---- "Lo udah cari masalah, sama gue. Gue nggak akan lepasin lo segampang itu." kata Elzo, "sekarang, ikut gue ke lapangan!" "Mau ngapain?" tanya Nora kaget karena perintah Elzo barusan. Pasti ada yang tidak beres. "Jadi babu...