Wanita dengan tubuh yang sintal dengan kulit yang seputih gading bergelayut padanya. Ketegangan yang sudah meredam hidup kembali tatkala puting payudara wanita itu menyentuh lengannya, tepat di seberkas tato berukir; MY LOVE ASHA BELLA. Wanita itu tampak tidak terintimidasi dengan tato itu. Malah dia menciumnya dengan bibirnya yang semerah darah. "Thank God your pitiful wife is not here, darling!!"
Segelak tawa terlontar dari bibir pria itu. Tawanya mengandung hinaan, namun dia tetap terlihat menarik. Wajahnya rupawan dengan garis alis yang melengkung rapi. Tulang hidungnya begitu kokoh, dan bibirnya... Bibirnya yang tak perlu diukik itu tampak seksi dengan bentuk dari sananya. Bibir itu, bibir yang menyesap kenikmatan segala elemen yang berada di muka bumi, termasuk keindahan wanita.
Tak cukup dengan wajahnya yang tampan, tubuhnya tak kalah sempurnanya meski usianya sudah tak muda lagi. Di tengah keremangan cahaya kamar, tubuhnya yang telanjang bagai tanah liat yang terpahat sempurna. Berotot dan basah. Membuat semua kaum hawa rela bertekuk lutut hanya untuk menyentuhkan tangan mereka di dadanya yang bidang.
Wanita di sebelahnya tersengal-sengal, sama seperti dirinya. Moreno merasakan kelelahan luar biasa yang sudah tak dirasakannya.
"Eltor's gonna kill me, Karina," desah Moreno tanpa merasa bersalah sama sekali. Dia teringat pada sepupunya yang baik hati. Sayang sekali 'menjadi baik' tidak cukup untuk wanita yang memiliki fantasi liar seperti Karina. "You're so damned well good, sweet." Itu benar. Setelah dua anak dilahirkan, tubuh Karina bisa dibilang tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan saat dia lajang dulu.
"Kau tidak akan meneleponku lagi kan, Reno?" tanya Karina.
"Kenapa? Kau tidak ingin melakukannya lagi?"
"Jujur saja tadi sangat mengagumkan," kata Karina, menggaungkan nada kepuasan dalam suaranya. "Tapi kalau Eltor menemukanku tidur bersamamu, dia takkan segan membunuhku."
"Sampai sekarang dia belum mencurigaiku?"
"Kau lupa kami pernah nyaris bercerai karena kedekatan kita." Beberapa tahun silam Karina sudah menyatakan perpisahan dengan Moreno. Dia tak ingin terlibat dengan skandal perselingkuhan ini dan melanjutkan hidupnya dengan keluarganya secara normal. Namun tampaknya, setelah dibujuk dengan rayuan yang tak kenal waktu itu, Karina luluh juga. "Moreno, dari sekian wanita di muka bumi, kenapa aku lagi yang kau pilih jadi simpananmu?"
"Karena, Nyonya Eltor, kau dan aku sama-sama tak ingin rahasia ini terbongkar," jawab Moreno santai. "Kau tahu akibatnya jika kau membeberkan perselingkuhan ini, kan?"
Karina mengangguk, mencoba untuk menepis rasa takutnya. Jika dia mengaku dia berselingkuh dengan sepupu suaminya, dia akan didepak dari keluarga Danishwara. Dan Kakek Sasmito, kakek Moreno dan Eltor, akan memastikan dia membusuk di tempat yang bahkan orang awam tak bisa membayangkannya. Kakek akan menyiksanya sampai dia menyadari kekeliruannya.
Perselingkuhan ini bukan kekeliruan. Ini adalah pilihan.
"Dammit, Moreno, kuharap kau tidak sedang mengancamku," kata Karina, turun dari tempat tidur. Tanpa sehelai kainpun menutupi tubuhnya, dia berjalan ke tengah ruangan, meraih sepuntung rokok dan membakar ujungnya. Dihisapnya rokok itu dalam-dalam.
Wanita itu tampak mengagumkan. Tubuhnya yang seperti biola itu seperti siluet dengan berkas cahaya yang menyelusup dari celah jendela yang ditutup tirai. Moreno ingin menariknya kembali ke tempat tidur.
Ponselnya berbunyi.
Diraihnya ponsel di atas nakas. Nama Abel tertera di layar. "Hi, gorgeous. Is everything all right?"
Sadar diri, Karina meninggalkan kamar dengan jubah tidur. Dia benar-benar pengertian sebagai simpanan, pikir Moreno.
"Kau pulang terlambat lagi, Reno?" Suara Abel terdengar lirih di telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketidaksetiaan Pak Direktur (COMPLETED)
Romance"Kamu tidak bahagia, aku tidak bahagia. Tidak akan ada gunanya membangun rumah tangga yang sudah bobrok." Moreno sudah tidak bisa ditawar lagi. Ia meninggalkan istrinya disertai bantingan pintu. Moreno mengira hidupnya akan bahagia setelah ia memb...