DUA PULUH DUA

2.7K 199 5
                                    

Mendengar suara ayahnya yang lemas begitu Abel jadi tidak sampai hati. Maksud ayahnya kan baik. "Bukan maksudku menyinggung hati Ayah, tapi seharusnya aku tahu, kan?"

"Ayah hanya tidak mau kecewa, Sayang. Sudah banyak rumor mengenai suamimu di internet, dan kepercayaan Ayah tidak sebesar seperti dulu lagi padanya."

"Aku tahu, Yah, tapi akulah yang tinggal bersama dia setiap hari. Aku mengenal dia lebih baik daripada ayah mengenalnya. Ayah mengerti, kan?"

"Baiklah, Nak, kalau ada apa-apa lagi call saja Ayah, oke? Sekarang Ayah harus praktik. Love you."

"Love you too, Yah."

Terus terang, Abel tidak tahu rumor apa yang lagi hangat mengenai suaminya.

Dia bukan orang yang suka menghabiskan waktu berselayar di internet. Matanya pusing sekali jika berlama-lama di depan komputer atau handphone. Namun dia tidak bisa mengerangkeng keingintahuannya, walaupun itu hal yang paling pantang untuk dilakukannya. Dia tidak mau sekalipun mencari nama suaminya di kolom pencarian Google. Menurutnya itu sama saja curiga yang tidak beralasan.

Tapi kali ini, dia punya perasaan yang tidak enak. Dia turun dari tempat tidur tak lupa membawa jubah tidurnya, kemudian berjalan ke ruang kerja Moreno di pojok lorong lantai dua. Kamar itu tidak terlalu tertutup, Moreno tidak pernah menguncinya sehingga Abel tidak menaruh curiga selama ini. Abel masuk ke ruang kerja Moreno, duduk di dekat komputer. Walaupun jarang main internet, dia tidak gaptek-gaptek banget.

Hasil pencariannya sungguh menyakiti hati!

Banyak sekali foto suaminya dengan wanita lain yang Abel kenal sebagai istri-istri sahabat suaminya. Ada juga rekan kerjanya yang tidak diketahui Abel. Ya ampun, banyak sekali foto Moreno di pesta yang tidak dihadiri Abel, di klub malam, sampai foto reunian teman-teman kuliahnya (Abel dapat mengetahuinya karena gambar itu ada di gallery situs universitas Moreno dulu), dan banyak sekali yang membuat Abel merasa tertinggal. Sampai suatu situs mencengangkannya.

Ada forum yang menceritakan perselingkuhan Moreno. Forum itu memiliki sumber bernama X, mengaku tahu sekali kehidupan Moreno Danishwara. Awalnya Abel tidak percaya. Tapi ketika X mengatakan hobi Moreno yang suka main golf di tempat tertentu (hanya segelintir orang saja yang tahu karena tempatnya ekslusif), dan berapa jumlah mobil Moreno serta merk-merknya (itu juga tidak banyak orang yang tahu guna menjaga citra Moreno), dan betapa introvertnya istri Moreno. Abel mencoba untuk tidak membaca bagian istri Moreno, dia langsung melewatkan ke bagian di mana si X ini menyaksikan perselingkuhan Moreno.

Damn!

Di situs itu diceritakan bahwa Moreno punya rumah mungil berwarna merah dengan istri sepupunya berinisial K. Perselingkuhan itu sudah dimulai sejak anak Moreno yang 'berhasil' dilahirkan meninggal. Di situ juga ditambahkan betapa bosannya Moreno menghadapi istrinya yang diam saja setiap dimarahi, tidak pernah melawan, dikarenakan istrinyalah yang punya andil dalam kegagalan memiliki anak! Bisa dibayangkan, Moreno Danishwara, pengusaha sukses dengan wajah menjadi sampul di majalah Forbes setiap tahun, harus menghadapi istri yang memberikan anak saja tidak mampu!

Air mata Abel menetes perlahan-lahan dan semakin mengucur deras. Dia ingin sekali percaya bahwa pemberitaan di situs itu tidak benar, tapi sebagian dirinya meragukan kesetiaan Moreno. Masalahnya, dari pertengahan tahun lalu, Moreno sering sekali berada di luar rumah dan berangkat pagi-pagi sekali. Apakah karena.... Dia punya simpanan?

Abel berlari ke kamar, tidak memedulikan sakit kepalanya yang semakin mendera. Dia menutup—bukan—membanting pintu kamarnya saking terburu-burunya ingin membuka brankas di dalam lemari. Dicarinya apa yang diharapkannya tidak akan ditemukannya, tapi rupanya...

Ketidaksetiaan Pak Direktur (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang