Meninggalkan orang yang kita cintai adalah hal terberat yang tak satu dari kita bisa bayangkan. Kita dapat berusaha mempertahankan mereka lebih lama, kita bisa melakukannya, tapi ada kalanya segaris batas itu di depan kita. Segaris batas itu disebut kesabaran. Ketika kesabaran itu melampaui batasnya, hanya emosi yang menggelung di dalam diri kita, tak ada alasan lagi untuk tetap tinggal.
Abel ingin meraih kesabaran itu kembali. Berpura-pura tidak ada yang terjadi di antara dirinya dengan suaminya. Menutup matanya seakan suaminya tak pernah berpaling darinya. Mematikan segala pancaindranya untuk membuang rasa jijik terhadap suami yang telah membiarkan wanita lain menikmati tubuhnya. Barangkali jika sudah begitu dia takkan kehilangan apa yang dia punya sekarang.
Dia tahu apa yang dia akan hadapi setelah bercerai. Moreno takkan memberikannya apa-apa. Justru Abel-lah yang harus keluar banyak hal. Semuanya harus dikembalikan pada Moreno, termasuk uang yang dipinjam Charles. Perjanjian pranikah itu membuatnya rugi jika dia membubarkan pernikahan ini.
Rugikah namanya pergi dari dunia yang bukan dirinya. Lima tahun lebih dia tersenyum masam melihat suaminya begitu nyaman dengan teman-temannya yang tak pernah nyambung dengan Abel. Lima tahun lebih pula dia merasa tidak percaya diri mendengar perbincangan Moreno dengan saudara-saudaranya yang begitu sempurna, dari sisi edukasinya sampai gaya hidup yang membuat semua orang menggigit jari. Abel juga tidak pernah bisa menikmati barang-barang yang diberikan Moreno.
Abel bangkit dari tempat tidur, memasukkan semua pakaian yang dibelinya sendiri, yang sesuai dengan seleranya, ke dalam kopor yang sudah terbuka di lantai. Bukan hanya pakaian, dia mengambil sisir, kaca rias, dan beberapa jam tangan yang sudah dia punya sebelum menikah. Beberapa jam tangan hadiah dari Marie dan keluarganya sendiri. Dia takkan melanggar aturan—mengambil apa yang bukan miliknya selama pernikahan. Jika dia harus pergi, biarkan barang-barang itu tetap di tempatnya, di mana hanya Moreno yang berkuasa atas barang-barang itu.
Dia kembali ke lemari, ke bagian kemeja-kemeja kerja Moreno yang tergantung rapi. Diambilnya satu kemeja, dipeluknya dan diciumnya dalam-dalam. Bau khas Moreno tak pernah bisa mati walaupun dia membubuhkan banyak deterjen pada pakaian suaminya. Ah, Abel akan sangat merindukan pada masa hanya dia yang mencucikan pakaian Moreno Danishwara. Akan melakukan hal yang samakah istri Moreno yang baru?
Ya Tuhan, bercerai saja belum, bagaimana bisa Abel membayangkan Moreno punya istri lagi? Pikiran itu datang begitu saja ke kepalanya. Moreno punya semua yang dibutuhkan wanita, tinggal menunjuk saja, dia akan mendapatkan wanita yang diinginkannya. Dan itu tidak sulit.
Air mata Abel membasahi kerah pakaian Moreno. Begitu dia pergi dari rumah, dia takkan melihat Moreno lagi. Bukan hanya karena mungkin Moreno enggan melihatnya setelah apa yang mereka miliki bersama, tapi jadwal Moreno yang padat takkan membiarkan Abel untuk melihat lelaki yang dicintainya. Jadwal Moreno di kantor, di tempat judi, di rumah mungil.... Saluran mata Abel terus mendorong air matanya untuk keluar, semakin deras.
Di luar sana Abel tidak punya rumah. Tidak mungkin dia kembali ke rumah ayahnya. Ayah akan sangat marah karena tidak becus mengurus rumah tangganya. Walaupun Ayah tak begitu suka dengan Moreno, Ayah membenci perceraian, mengingat terakhir hubungan ayahnya dengan ibu Charles tidak berjalan dengan baik. Selain itu Ayah sudah tua dan hanya ingin mengabdikan hidupnya untuk mengobati masyarakat, bukan mengurus anaknya yang janda!
Uang yang dimiliki Abel—yang absolut miliknya di rekeningnya—dapat digunakannya untuk mengontrak di rumah sederhana. Dia bisa bekerja paruh waktu di restoran. Bukan restoran yang diberikan Moreno untuknya, tentu saja, dan Abel berharap Moreno dapat mengurusnya dengan baik. Abel akan bekerja, sampai melahirkan anaknya, dan mengurusnya baik-baik. Jika Moreno tak bisa dimilikinya lagi, setidaknya dia punya sesuatu yang bisa mengingatkannya pada Moreno. Hasil buah cintanya dengan pria yang dia cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketidaksetiaan Pak Direktur (COMPLETED)
Romance"Kamu tidak bahagia, aku tidak bahagia. Tidak akan ada gunanya membangun rumah tangga yang sudah bobrok." Moreno sudah tidak bisa ditawar lagi. Ia meninggalkan istrinya disertai bantingan pintu. Moreno mengira hidupnya akan bahagia setelah ia memb...