Abel membenamkan wajahnya di balik bantal, menangis. Dia tidak tahu Moreno berada di mana. Sudah dicobanya untuk menelepon suaminya, mengingatkannya untuk tidak menyetir dengan kecepatan tinggi, tapi pesannya hanya sampai di kotak pesan suara. Moreno menolak setiap teleponnya.
Yang Abel tahu kasino selalu tutup setiap hari Minggu. Di mana suaminya sekarang? Mungkinkah Moreno ke Madura? Setiap suaminya stres atau kalah tender, dia pasti ke Madura menemui Kakek Sasmito yang sudah menetap di sana. Tapi pertengkaran ini bukan masalah besar karena keduanya sama-sama tahu Abel tidak akan meninggalkan pernikahan ini.
Abel tidak akan sanggup kehilangan pria yang dicintainya karena itu dia selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk suaminya. Banyak hal yang harus dipertimbangkan. Utang-utang Charles dan kehidupannya tanpa Moreno. Charles bukan orang kaya lagi, dan selain itu Abel juga tidak bisa menumpang hidup pada kakaknya. Sementara jika dia kembali hidup bersama ayahnya yang sekarang tinggal di Thailand, dia bisa-bisa disuruh pulang lagi ke rumah, meminta maaf pada sang suami. Ayahnya yang masih kental dengan sifat kolot selalu mengecam wanita yang mengajukan cerai pada suami dan berpikir wanita yang tidak tahu diri dan tidak bisa bersyukur!
Hmmm, tidak, Abel juga tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa suaminya. Dia begitu mencintai suaminya hingga sakit rasanya. Dan lebih sakit lagi ketika dia mulai berpikir, apakah suaminya masih merasakan getaran cinta yang sama seperti saat mereka belum menikah?
Kecurigaan itu wajar merelungi dasar hatinya setelah dia gagal mewujudkan apa yang diinginkan suaminya. Lebih tepatnya, mereka gagal untuk mewujudkan apa yang diinginkan mereka selama ini; anak. Hm, bagaimana Moreno bisa setega itu mengatakan bahwa ini semua salah Abel? Tapi di sisi lain Abel tak bisa membela dirinya jika itu menyangkut harga diri suaminya.
Suara pintu depan terbuka. Abel segera turun dari tempat tidur, terbirit-birit jalan ke pintu depan. Dan dia menghela napas kecewa.
Yang datang adalah Charles.
"Asha Bella! You have an intentional way of welcoming me..." Charles nyengir, memeluk adiknya. "Hell what I'm saying. What happened?"
"Nothing... I just thought you were my husband. He's been gone for hours."
Dalam hati Charles bergidik sendiri. Dia tahu dengan jelas di mana suami adiknya berada. Pasti di dalam dekapan selingkuhannya! "Gone for hours and you're getting crazy just like he is dead!" Suara Charles ditinggi-tinggikan. "What a hysterical wife!"
"Don't say that. Dead is a strong word."
Sensitif sekali gadis kecil yang satu ini, Charles berpendapat. Adiknya memang bukan gadis lagi dan juga tidak kecil lagi, tapi terkadang Charles menemukan sisi kekanak-kanakan dalam diri Abel. "Geez. So what do you have in mind? What do you think where he is right now?"
"Some kind of entertaining place... Not really sure." Abel mengangkat bahu.
"Dammit, stop presuming and move on, lady. I'm so tired and restless! For your information, anyway, Marie and I are leaving tomorrow morning!"
"No!! You cant! Marie said that you two would be here till next week!" protes Abel.
"I know, but the decision is not on my side anymore. I'm broke, remember?" Charles mencoba mendapat pengertian dari adiknya. "Look, Bel, I'm so sorry for leaving you so soon, but my life is not in Jakarta."
"You can live here. With me and my husband. I think he doesn't mind.."
"No, I never get suited with the unfaithful man like him!" Charles tertawa sumir dan berharap dapat memotong lidahnya satu detik kemudian. Aduh, dasar tolol, uang sudah masuk ke rekeningnya dan mulutnya masih bocor saja! Tapi nalurinya sebagai kakak tidak bisa dibeli dengan uang. Abel adiknya yang rapuh harus tahu apa yang terjadi pada Moreno si brengsek itu.
"What? Who's unfaithful?"
"Dear God. You don't know?" Charles terdiam sesaat. Dia tidak tahu bagaimana caranya memulai, dan seharusnya bukan dia yang mengaku tentang perselingkuhan Moreno. "He's cheating on you with... I'm not really sure about her name."
"I don't believe you."
"You're not under obligation to believe me," tampik Charles. "But I'm warning you. A husband you love and cherish is not even better than shit."
"How could you speak of him like this, Charles? He's helped you from bankruptcy, and in return you're speaking poorly of him..."
"Dammit, listen to me!" kata Charles muak. Diambilnya pulpen dan kertas kecil dari jasnya. "Here the address where he lives with other woman! If you don't believe me, go find him in that damned place!
** Semoga kalian suka cerita ini **
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketidaksetiaan Pak Direktur (COMPLETED)
Romansa"Kamu tidak bahagia, aku tidak bahagia. Tidak akan ada gunanya membangun rumah tangga yang sudah bobrok." Moreno sudah tidak bisa ditawar lagi. Ia meninggalkan istrinya disertai bantingan pintu. Moreno mengira hidupnya akan bahagia setelah ia memb...