TIGA PULUH EMPAT

1.2K 86 4
                                    

Dokter Hermawan mengatakan kehamilan Helen berjalan dengan lancar. Karena sampai sekarang Helen masih menolak kehadiran Philip ke dalam kehidupannya, maka Abel-lah yang menemaninya ke dokter kandungan. Hati Abel trenyuh melihat hasil hologram bayi yag dikandung Helen. Nyaris terlihat jelas wajahnya. Mirip sekali dengan Helen. Abel jadi ingat terakhir kali dia ke RS kandungan bersama Moreno. Betapa bahagianya saat itu.

Abel mengangkat mukanya ketika Helen mengingatkannya untuk memeriksakan kandungannya. Hasilnya baik. Lebih baik daripada kehamilannya yang terakhir, begitu menurut Dokter Hermawan. Memang kali ini Abel tidak memakan makanan yang aneh-aneh. Hampir semua yang diasupnya direbus tanpa minyak sama sekali. Dia sering meminum susu walaupun Helen harus memaksanya.

"Jadi, tujuan kita sekarang ke mana?" tanya Helen ketika keduanya duduk di jok belakang Lexus Moreno. "Oh, shit." Helen menutup mulutnya sambil menutup layar ponselnya.

"Ada apa, Helen? Philip mengganggumu lagi?" sahut Abel khawatir. Duh, harus segera diteleponnya Moreno kalau suami Helen datang mengganggu.

Helen terpekik dalam hati melihat headline situs berita resmi di ponselnya: MORENO DANISHWARA ALLEGEDLY HAD AN AFFAIR WITH COUSIN'S WIFE. Melihat judulnya saja dia takut, apalagi membaca isi artikel berita itu. Dia harus segera memberitahu Moreno untuk menuntut situs berita itu.

"No, nothing," jawab Helen menggeleng. "Nevermind. So where are we going?"

Setelah dari RS Abel mengajak Helen ke restorannya. Di sana tidak ada siapa-siapa selain Chef Deni dan Jonas. Selain Abel, Chef Deni-lah yang memegang kunci restoran. Kehadiran dua chef itu tidak terlalu berpengaruh karena mereka menghabiskan waktu di dapur restoran, eksplorasi menu baru bersama.

"Restoran ini mengingatkanku pada restoran Le Colonial di New York," Helen memberikan komentar.

"Benarkah? Mbak belum pernah ke sana. Apakah ini lebih buruk? Terlihat plagiat?" tanya Abel waswas.

"Tidak, dekorasi di sini lebih nyaman dan memberikan kesan tropis yang tidak ada di sana," jawab Helen tersenyum. "Dan di sana makanannya sarat lemak. Kulihat daftar menu di depan pintu tadi, rata-rata makanan di sini mengandung vegie."

"Iya. Tapi di sini kami menyediakan makanan yang tinggi lemak juga, kok." Abel tertawa. "Jadi, kapan kau mau menelepon Philip? Sebentar lagi kau akan melahirkan anak pertamamu, Helen. Tidak mungkin kau membiarkan dia melewati momen mendebarkan itu, bukan?"

"Philip sama sekali tidak suka anak-anak. Dia tidak punya momen yang indah saat dia kecil." Helen mengangkat bahu. "Lahir dari istri kedua dan dikucilkan keluarga. Tapi, secepatnya akan kuberitahu. Sekarang ini dia sedang diberi tugas oleh Moreno."

"Kau sudah tahu mengenai itu?"

"Ya, suami Mbak bilang aku sebaiknya bersabar sedikit sampai hari lahiran," jawab Helen. "Philip menghabiskan sebagian hidupnya untuk bermain piano dan setengahnya lagi bekerja di law firm. Ini pertama kalinya dia bekerja di Indonesia. Akan membutuhkan waktu lama baginya untuk beradaptasi di sini."

Sore mereka dihabiskan untuk mencicipi makanan yang dibuat Chef Deni dan Chef Jonas. Abel mengenalkan keduanya pada Helen, dan rupanya Chef Deni punya kesukaan terhadap seni dan terangkatlah topik mengenai seni antara Chef Deni dan Helen.

Menjelang maghrib di saat Helen sedang di toilet, Abel meminta Jonas untuk berhenti.

"Berhenti?" Kedua alis Jonas terangkat. "Bagaimana aku bisa berhenti di saat kau tidak pernah merekrutku?"

Ya, itulah masalahnya. Pria ini suka bersikap seenak jidatnya mentang-mentang lebih berpengalaman. Dan Abel tidak bisa menolak karena pria ini mengingatkannya pada Kak Satria. "Ya, Jo. Kembali ke kehidupanmu yang sebenarnya."

Ketidaksetiaan Pak Direktur (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang