DUA PULUH DELAPAN

3.1K 187 8
                                    

"Dan itu takkan terulang lagi!" geram Moreno kesal. Matanya yang berapi-api menunjukkan ketegasan yang amat dalam. "Aku tidak pernah mencintai Karina atau perempuan lain, hanya kau, kau, dan kau saja, Asha Bella! Tidakkah kau mengerti?"

"Aku sudah bosan mendengar kata cinta darimu, Moreno. Sejauh yang aku tahu kau menodai pernikahan kita, dan itu sudah cukup untuk membuatku berpisah darimu."

"Berpikirlah secara jernih, Abel..."

"Justru inilah saat aku berpikir jernih, Moreno!" bentak Abel dengan air mata yang berlinang. Dia menutup matanya dengan kedua telapak tangannya. "Selama ini aku dibodohi dengan pikiran bahwa suamiku mencintaiku... Nyatanya cinta itu hanyalah palsu belaka! Kau tidak betul-betul mencintai aku, aku hanya kewajibanmu saja untuk dibahagiakan...."

"Demi Allah, Abel, berikan aku kesempatan." Moreno berlutut di depan istrinya. Menarik pergelangan kaki istrinya, membasahi kaki istrinya dengan air matanya. "Kau boleh minta apa saja, Abel. Beri aku waktu bahwa aku hanya mencintaimu. Katakan apa saja yang tidak membuatmu bahagia, aku akan berusaha untuk memperbaiki keadaannya. Aku mohon, Asha Bella, jangan sekalipun mengucapkan ce..." Moreno tersedak. "...rai, Bella. Aku mencintaimu."

"Bagaimana aku bisa memaafkanmu jika melihatmu saja aku tidak sanggup, Moreno? Aku tidak bisa tinggal denganmu lagi," tanya Abel pelan.

"Bukalah hatiku untukmu, Abel, untuk... Tiga bulan, ya tiga bulan!" Moreno mengangkat mukanya, menatap Abel dengan matanya yang merah. "Kalau tiga bulan aku gagal membuatmu memaafkanku, aku takkan menuntut apa-apa lagi darimu. Kau bisa pergi ke tempat kesukaanmu tanpa izin dariku lagi, kau bisa menjadi dirimu yang lebih bebas, dan kau bisa.... memilih pria lain yang mungkin lebih baik dariku. Aku mohon, Abel, beri aku kesempatan untuk tiga bulan ke depan!"

"Reno....." desah Abel, tak kuasa menahan air matanya lagi ketika melihat tatapan memohon yang tersorot dari mata suaminya. Tiga bulan. Abel ragu jika Moreno bisa menguasai hatinya lagi selama tiga bulan. Perselingkuhan tetap saja perselingkuhan! Tapi melihat Moreno bersungguh-sungguh seperti ini.... "Baiklah, aku terima tawaranmu," perlahan dia mengangguk. "Tiga bulan. Tapi aku punya satu syarat."

"Apa itu?"

"Untuk saat ini aku tidak bisa tidur denganmu, Moreno." Abel menggeleng dengan pedih. Membayangkan hangatnya tubuhmu pernah dijajaki perempuan lain.

"Baiklah. Yang sudah kukatakan tadi, aku bisa tinggal di tempat lain." Moreno mengangguk. "Apa lagi?"

"Jangan belikan barang-barang branded lagi."

"Ah, itu....."

"Tidak, Moreno, sedih rasanya melihatmu membeli barang-barang mahal di saat kita berdua tahu aku tidak pernah nyaman memakainya."

"Okelah."

"Dan..... aku tidak menghendaki hubungan suami –istri lagi di antara kita. Untuk saat ini."

"Apa? Ya Tuhan, Abel, kau benar-benar..." Melihat Abel melotot, Moreno mengangguk. "Baiklah itu sangat berat bagiku, tapi aku bisa apa lagi?" Dia mengangkat bahu dengan pasrah. "Itu saja?" Kumohon, permintaan yang terakhir saja sudah membuatku tersiksa!

Abel mengangguk. "Kurasa aku sudah siap bermain sebagai dutiful wife."

"Kalau kau kalah, kau membayarku uang yang cukup tinggi," Moreno mengingatkan.

"Tidak masalah. Aku bisa menjual tas-tas yang kau kasih." Abel tidak menunggu respons suaminya yang pasti tersinggung tidak dihargai begitu. Abel berdiri, mendekati pintu. "Aku akan menyambut Helena sekarang. Sebaiknya buang wajah kusutmu itu jauh-jauh, Reno."

Moreno beringsut dengan anggukan pasrah. Well, setidaknya istrinya masih punya hati untuk memberikannya kesempatan di saat dia tahu dia tidak layak mendapatkannya.

Ketidaksetiaan Pak Direktur (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang