DUA PULUH SEMBILAN

4.2K 220 7
                                    

Abel mungkin harus mengesampingkan sakit hatinya ketika bertemu dengan Helena, sepupu Moreno yang muda dan cantik jelita walaupun wajahnya dilumuri kesedihan yang ditutupi dengan senyum manisnya. Awalnya Abel segan menerimanya di rumah, mengingat sifat keluarga suaminya yang mengutamakan penampilan mereka dengan barang-barang bermerk. Namun Helen lain.

Perutnya yang besar membuat cara jalannya seakan tertarik ke belakang. Punggungnya kesakitan, tapi gelak tawa selalu menyertai bibirnya. Helen punya segudang cerita yang menurut Abel lebih menyedihkan daripada dirinya.

Sepupu Moreno ini diperkosa di New York oleh orang tak dikenal. Untuk menolong status anaknya yang akan lahir, dia menikah dengan Philip sahabatnya dari kecil. Helen mengira Philip akan mencintainya, seperti yang diharapkannya, tapi ternyata itu hanyalah impian muluk baginya. Seorang lelaki seperti Philip, lelaki yang dilahirkan di keluarga yang berpendidikan, tidak akan bisa membawa dirinya untuk mencintai wanita yang sudah tak suci lagi. Helen bahkan sudah menduga, begitu anaknya lahir, dia dan Philip akan segera bercerai.

Moreno benar. Dia dan Abel harus membuktikan bahwa ada harapan untuk Helen, dan melihat betapa tegarnya sepupu Moreno ini, Abel merasa iba sekaligus beruntung. Setidaknya, saat dia punya anak, Moreno takkan meninggalkannya. Lain dengan Helen. Hari kelahiran anak pertamanya justru seperti bom waktu yang memisahkannya dari lelaki yang dicintainya.

Abel terkejut, melihat Moreno tengah melepaskan pakaiannya di dekat lemari. Seharian suaminya berada di luar, dan setelah pertengkaran hari ini, Moreno berani memamerkan tubuhnya yang atletis itu di depan istrinya.

Abel berusaha untuk tetap bertingkah normal meski tangannya bergetar. Moreno sialan. Suaminya sudah mengkhianatinya sedemikian rupa, tapi tetap saja punya kelebihan yang sulit dihindari oleh Abel. Ketampanan serta sifatnya yang tenang selalu menarik Abel hingga ingin memeluknya.

Tidak sekarang.

Tidak setelah suaminya mengaku telah berselingkuh.

Dia juga belum bisa memberitahunya tentang apa yang disampaikan ayah Abel tempo lalu. Dirinya bahkan masih berat untuk membicarakan hal-hal serius dengan Moreno.

Abel memperhatikan Moreno duduk di tepi tempat tidur, mengawasi suaminya yang tengah memakai celana boxer tanpa sehelai benang pun menutupi bagian atasnya. Moreno memang tak pernah tidur pakai apa-apa. Sudah bagus hari ini dia memakai boxer. "By the way, kau bilang kau akan tinggal di rumahmu yang lain."

Diingatkan begitu Moreno terdiam sejenak. "Aku punya beberapa bulan untuk memperbaiki hubungan kita, kenapa harus meninggalkan rumah?" Dia mengangkat bahu dengan polos. "Kau mungkin jijik denganku. Tapi aku kan suamimu, dan kita sudah sama-sama berjanji untuk bersama sampai mati."

"Tapi kau bilang setelah tiga bulan...."

"Aku memberikanmu kebebasan untuk memilih, tapi aku optimis untuk memperbaiki hubungan kita, Sayang." Moreno duduk di sebelah istrinya, menatapnya cermat-cermat, menyadari ketegangan yang dirasakan istrinya. "Tapi aku tidak masalah untuk tidur di kamar lain. Aku tahu kau menyukai kamar ini, dan aku akan mengangkut barangku ke kamar sebelah. Apakah kita sepakat untuk itu?"

Tidak. Abel tidak mau berpisah ranjang dengan suaminya. Berdekatan dengan suaminya yang hampir telanjang bulat seperti itu membuatnya merasa ada getaran yang masuk ke dalam dirinya. Hidup bertahun-tahun dengan suaminya tak pernah sekalipun hatinya tak berdesir setiap suaminya menatapnya seperti ini.

Tapi Abel tidak mau suaminya berpikir mudah untuk mendapat kepercayaannya kembali. Meskipun keluarga Abel tidak sekaya suaminya, dia tidak mau suaminya berpikir bahwa istrinya tak punya pendirian yang kuat. Moreno harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan istrinya kembali seperti dulu.

Ketidaksetiaan Pak Direktur (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang