Mati Listrik

3.8K 457 28
                                    

Hanbin sedang asyik menonton tayangan broadcast musik di televisi yang tengah menampilkan girls group dengan lagu dan tarian lincahnya saat tiba-tiba layar padam bersamaan dengan seluruh lampu ruangan mati.

"Alah kampret. Baru juga visual-nya mau nyanyi," ketus Hanbin kesal. Dia melempar remote dan ganti meraih ponsel untuk menyalakan aplikasi senter.

"Hanbin-ah!" Suara Jinhwan terdengar memanggil dengan nada sedikit tinggi. Hanbin menoleh ke pintu ruang duduk dan langsung bersiul melihat istrinya tengah berdiri hanya dengan berbalut handuk, rambut panjang wanita itu nampak basah.

"So sexy, Bibeh~" pemuda dua puluh tahun cengar-cengir membuat Jinhwan merengut kesal.

"Mati listrik? Atau kau sengaja mematikan listriknya?" Tuduh Jinhwan.

"Kenapa kau selalu berprasangka buruk padaku, Baby?" Giliran Hanbin yang cemberut.

"Mana mungkin aku sengaja mematikan listrik waktu Kitty Girl sedang tampil?" Hanbin menyebut nama girls group yang barusan dia lihat. Ia melanjutkan dengan nyanyian bagian refrain yang tadi terpotong, "Kitty kitty we are like kitty. Hug me and I will purr in your arms~"

"Menjijikkan!" Jinhwan geram sekaligus merinding, melihat lelaki seperti Hanbin menyanyikan lagu manja sambil bergoyang sok imut.

"Junhoe mana? Dia tidak ketakutan di tempat gelap begini?" Pertanyaan Jinhwan seperti menampar kesadaran Hanbin keras-keras.

"Ah benar. Sepertinya daritadi aku tidak melihat Junie." Pemuda itu menjawab gamang membuat mata sipit istrinya melotot. Jinhwan bergegas mendekati suaminya dan memukul pundak lebar tersebut sekeras mungkin hingga Hanbin mengaduh.

"Aku 'kan meninggalkan dia bersamamu waktu mau mandi!" Jinhwan menghentakkan kaki ke lantai, membuat handuk yang terikat di dadanya lepas dan jatuh. Tanpa reaksi berlebihan wanita itu mengambil handuknya, mengibaskannya satu kali, lalu memakainya lagi diikuti tatapan mata Hanbin.

"Kenapa kau masih memakainya kalau kau tenang saja aku melihatmu telanjang?" Desis Hanbin tidak mengerti.

"Lalu kau mau aku berkeliling rumah tanpa baju gitu?" Balas Jinhwan galak. Namun di sisi lain suaminya malah tersenyum lebar.

"Kalau kau mau, aku tidak masalah!"

Sungguh. Jika saja Hanbin bukan kepala keluarganya, sudah pasti Jinhwan akan menampar pemuda itu sekarang juga menggunakan remote TV.

"Cukup! Mana Junhoe?" Tanya Jinhwan menahan kesal.

"Aku tidak tahu. Kalau dia di sini harusnya dia sudah menangis karena takut gelapㅡ" Gerakan Hanbin mematung. Dia berpandangan dengan Jinhwan yang juga membeku di tempat.

"Maksudmu, dia tidak ada di sini?" Desis wanita muda itu.

"Junhoe tidak bisa membuka pintu sendiri," balas Hanbin tak mau berpikiran negatif.

"Aniya, dia bisa. Dia pernah berjinjit dan membuka pintu kamar sendiri." Jawaban Jinhwan membuat kedua wajah orang tua muda itu berubah pucat.

"Kau cari dia di dalam rumah. Aku akan keluar," pesan Hanbin langsung melompati sofa dan berlari ke pintu depan meninggalkan istrinya yang mulai panik.

Benar juga. Kalau Junhoe ada di rumah dan mendadak mati listrik dia pasti akan langsung berteriak dan menangis. Tapi sekarang suasana hening seolah tak ada keberadaan bocah itu sama sekali.

"Junie!" Jinhwan mulai memanggil anaknya. Dia berjalan memutari ruang duduk, pergi ke kamar tidur, ke ruang tamu, ke dapur. Namun balita kecilnya yang gembil dan masih bicara cadel itu tidak nampak batang hidungnya.

"Junie! Junhoe! Kim Junhoe!" Jinhwan semakin panik. Air mata mulai mengalir di kedua pipinya. "Junie, kau dimana!?"

"Junie! Junie-ya!" Sementara Hanbin berjalan di lorong bangunan apartemen sembari terus meneriakkan nama anaknya. Apartemen itu termasuk gedung baru dan belum banyak keluarga yang menghuninya. Di lantai yang ditinggali Hanbin saja cuma ada keluarganya. Beberapa keluarga lain menyewa kamar di lantai berbeda. Jadi yang namanya sunyi dan sepi sudah seperti keseharian tanpa pernah Hanbin sadari minimnya keberadaan tetangga bisa membuat dia kesulitan mencari jejak Junhoe begini.

Semoga tidak ada yang menculiknya, batin Hanbin cemas meski kemungkinan itu bukannya enol.

"Junhoe-ya! Kim Junhoe! Kau dimana, Junie!?"

Di dalam rumah, Jinhwan sudah terisak. Dalam hati terus berdoa tidak ada hal buruk menimpa anaknya sekarang.

"Junie, kau dimana? Junie, jawab Mama! Junie!"
.
.
.
Tunggu lanjutannya besok😂

Young Daddy #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang