Bel tanda istirahat siang telah berbunyi dan Junhoe sudah menapakkan kaki di kantin sekolah. Kepalanya celingukan, kedua mata memindai seisi kantin yang lumayan ramai oleh siswa namun ia tidak dapat menemukan koloninya di antara para manusia berseragam.
Apa mereka masih ada urusan?
Junhoe memasukkan tangan ke saku celana, berjalan melewati deretan meja serta kursi. Ketika ia sedang mencari bangku kosong untuk duduk, penglihatan tajamnya menemukan sosok seseorang yang familiar tengah menikmati makan siang sendirian di sudut kantin yang agak sepi. Tanpa berpikir panjang Junhoe membelokkan langkah mendekatinya.
Brak! Sewoon terlonjak waktu kursi di hadapannya mendadak ditarik tanpa permisi dan diduduki oleh pemuda tinggi yang langsung menjatuhkan tatapan datar padanya.
"Ah, Junhoe?" sapa gadis itu lalu menyunggingkan tersenyum. "Selamat siang~"
"Eoh," jawab Junhoe singkat. "Apa yang kau lakukan?" pertanyaannya terkesan basa-basi.
"Makan siang...?" Sewoon menunjukkan sumpit yang tengah ia pegang. Sekejab gadis itu terjengat, "Kau tidak makan siang?"
"Nanti. Aku menunggu teman-temanku."
"Ah, Rosie?" tanya Sewoon masih dengan senyum di bibirnya. "Kalian berteman baik? Kau, Rosie, Junhongie, dan dua orang dari kelas lain itu--maaf, aku tidak tahu nama mereka." Gadis berambut coklat gelap nyengir.
"Daniel dan Mingyu. Kau sudah pernah bertemu dengan Daniel," ujar Junhoe.
"Jinjjayo? Kapan?" tanya Sewoon heran.
"Malam-malam waktu kau latihan melempar bola denganku."
Gadis berpipi chubby menerawangkan mata mengingat-ingat. Nampak lucu ketika dia melakukannya, sebab tanpa sadar Sewoon meletakkan ujung sumpit di bibir yang sedikit manyun.
"Yang terkunci di sekolah dan menangis itu?" tebak Sewoon.
"Eoh. Dia namanya Daniel." Junhoe bahkan tidak mencoba membela sahabatnya sendiri di part 'menangis'.
"Ah~" Sewoon mengangguk-angguk.
"Lanjutkan makanmu." Pemuda berambut hitam menunjuk kotak bekal yang kemudian dianggurkan Sewoon sebab terlampau asyik bercakap-cakap.
"Oh? Ne." Gadis tersebut mulai kembali menyumpit nasinya dan mengunyah makanan. "Kau mau?" dia menawari, dengan polos menyodorkan sepotong sosis goreng pada Junhoe. Tatapan mata Sewoon begitu tenang dan jujur membuat Junhoe tak bisa berprasangka buruk kalau gadis di depannya hanya sedang modus.
"Tidak, aku nanti saja," tolak pemuda itu mendapat balasan sebuah senyum tanpa gurat sakit hati. Sewoon menarik tangannya dan memasukkan sosis ke dalam mulut, melanjutkan makan tanpa terlihat rikuh.
"Kenapa kau selalu makan sendirian?" celetuk Junhoe setelah beberapa saat mereka saling diam. "Apa tidak ada yang mengajakmu makan bersama?"
"Teman-teman selalu mengajakku makan bersama," jawab Sewoon.
"Lalu kenapa kau selalu makan sendirian?" sahut Junhoe.
"Aku memang lebih suka makan sendirian." Gadis berpipi tembam kembali tersenyum.
"Waeee~ apa enaknya makan sendirian?" entah kenapa Junhoe mendadak kesal.
"Soalnya aku kalau makan lama. Jika ditambah dengan mengobrol bersama yang lain nanti makanku tidak selesai-selesai." Sewoon menjelaskan.
"What!?" ekspresi wajah Junhoe berubah terkejut yang tidak enak dilihat.
"Eoh." Sewoon mengangguk. "Makanku lama, kalau gabung dengan yang lain aku bisa membuat mereka menungguku selesai makan. 'Kan kasian mereka nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Daddy #1
FanfictionBinHwan (Hanbin X Jinhwan) BNior (JB/Jaebum X Jinyoung) iKon GOT7 GS Kisah sederhana (yang berharap akan sedikit bermakna #eak) tentang Hanbin, remaja 20 tahun yang menginginkan kehidupan normal seperti anak muda seusianya, tapi keberadaan balita du...