Ice Cream

2.2K 348 18
                                    

Pernah suatu hari Hanbin mengajak Junhoe pergi keluar untuk membeli es krim. Jangan ditanya bagaimana senangnya Junhoe, hanya keluar rumah saja dia sudah girang apalagi sampai masuk minimarket dan membeli es krim. Bocah itu tak berhenti mengoceh di sepanjang jalan.

"Junie-ya, es krimnya enak?" Tanya Hanbin pada sang anak yang sedang asyik menjilati es krim vanila di tangan tanpa sadar warna putih es menempel di ujung hidung.

"Ne," angguk Junhoe.

"Kau mau lagi?" Tanya Hanbin langsung membuat balita dua tahun memandang ayahnya.

"Ne," Junhoe tersenyum lebar.

"Papa akan membelikanmu es krim lagi kalau Junie jadi anak yang baik dan suka membantu Mama. Oke?"

Junhoe berseru menjawab, "Okeee!" Dan sebuah usapan gemas kemudian mendarat di kepalanya.

"Papa, apa itu?" Mendadak wajah bulat Junhoe mendongak ke langit.

"Pesawat. Airplane," jawab Hanbin.

"Awat?" Junhoe menatap pesawat dengan takjub, tanpa sadar tangannya yang memegang es krim oleng dan krim vanila dingin pun jatuh tumpah ke tanah.

"Ah. Catuh," celetuk Junhoe memandang es krimnya yang lumer di bebatuan. Dia jongkok, lantas menggunakan jari tangan untuk mengambil ujung krim vanila yang belum sepenuhnya mencair.

"Jangan! Apa yang kau lakukan!? Itu sudah kotor!" Pekik Hanbin kaget. Terlebih ketika melihat Junhoe dengan polosnya memasukkan jari yang habis mengambil tumpukan es krim di tanah ke dalam mulut. Sepasang mata ayah muda itu melotot lebar.

"JANGAN DIMAKAN! YAH!"
.
.

"JANGAN DIMAKAN! YAH!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Es krimnya enak?"

"Ne."

"Oh? Awat!"🍦🍦🍦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh? Awat!"
🍦
🍦
🍦

Young Daddy #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang